16 - Ternyata sudah lama

5K 206 2
                                    

Siapa bilang manusia paling aktif, ceria, dan paling bawel adalah manusia tanpa beban di dunia? Justru beban mereka yang paling banyak dan enggak ada waktu buat cerita ke orang banyak.

Misalnya, mereka udah sampai batas,mereka bakal cerita ke salah satu orang yang dipercaya. Enggak mesti nangis juga.

Karena cape itu enggak enak. Makanya Aleta memutuskan untuk cerita ke Fany dibandingkan cerita ke Natasha atau Laras.

"Apa?" sahut Fany cepat.

"Gua, eh, lo dengerin gua nggak?"

"Ya, gua dengerin."

"Namanya Arion destama."

Fany menggangguk paham, ia bahkan sudah tau nama siapa yang akan Aleta sebutkan.

"Lo suka sama dia?"

"Kayaknya, iya."

"Suka mah nggak ada kayak nya, kalo iya-iya, enggak ya enggak." Fany menghela nafas kasar, "Harus jelas."

Aleta berusaha mengingat sikapnya saat bersama Arion. Enggak deh. Dia pelupa, tapi pas ada niat mengingat.. Rasanya senang. Artinya suka kah?

"Coba ceritain dari awal..."

"Hm."

****

FEBRUARI 2018

Aleta berjalan gontai, dari salon yang jaraknya hanya satu rumah untuk sampai ke depan gang ia mencari Arka yang katanya akan sampai dalam waktu 5 menit. Hari itu sekolah Aleta ada acara pawai memakai baju adat.

5 menit yang ditunggu berlalu. Arka masih belum sampai, mungkin macet. Aleta menatap sendal seseorang yang dia pakai. Sepatu sendal miliknya hilang.

Lio berjalan menghampiri Aleta. Tatapan kosong, Lio jadi penasaran mengapa Aleta jadi pucat begitu. Aleta memang mudah lelah, tapi wajahnya tak pernah sesuram itu.

Mungkin...

Tanpa sengaja Tuhan ingin memperkenalkan seorang berwatak es kepada Aleta. Arion mencegat langkah Lio.

"Li, tadi temen lo ada yang hampir putus asa. Kirain sepatunya hilang." tunjuk Arion dengan dagunya ke arah Aleta.

Sekarang Lio mengerti mengapa wajah Aleta mendadak jadi suram.

"Kenapa lo nggak kasih sendiri?"

"Sekalian lo jalan, iyakan?"

"Oh, iya. Tap-" Arion melenggang pergi ke dalam salon, masih ada properti yang harus ia bawa balik ke sekolah.
"Dasar."

Aleta duduk di pinggir teras, menatap motor yang berlalu lalang melintas di hadapannya. Tatapan sendu, seolah, sepatu itu lebih berharga daripada benda yang lain.

"Kenapa Al? Cari ini?"

Aleta menoleh malas, menemukan sepatunya dalam pegangan Lio. Gadis itu tersenyum lebar.

"Ahhhhh sepatu ku!!! Makasih Lio udah nemuin."

Lio berdecak, "Bukan gua yang nemuin."

"Terus siapa?"

"Ketos kita."

"Oh, yang namanya A. Destama itu?"

UNLIMITED LOVE #1Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon