49 - Perlindungan

2.3K 89 0
                                    

Fazlu berjalan di depan mendahului Arion dan Aleta yang mendesah berat melihat tingkah aneh Fazlu di jalan raya, sejak di parkiran tadi Fazlu sudah seperti itu, sudah tak waras.


Tangan Arion menutupi wajah Aleta, entah bagaimana bisa Aleta yang malu padahal Fazlu yang sedang berulah.

"Ayo, Al, Ar, aman-aman!" ucap Fazlu lagi saat dirinya sudah memantau jalanan di sekitarnya.

"Gua sama Aleta nggak buta Fazlu."

"Nggak apa-apa, gua suka lindungin lo berdua." Fazlu nyengir.

Terserah Fazlu lah, lebih baik begini daripada Fazlu bawa toa kecil hanya untuk semua orang memberi ruang agar Arion dan Aleta berjalan bebas, bukannya itu lebih heboh dari sekarang?

Perban di kepala Aleta sudah dibuka hari ini dan dengan hati-hati Arion menyisir rambut Aleta pelan. Fazlu yang sudah seperti robot pintar sejak tadi pagi membawa minuman yang Arkas suruh untuk mereka minum. Seperti yang Arion duga, kalau Arka yang menyuruh sudah pasti minuman nya akan jus jeruk.

"Kenapa?" tanya Aleta heran.

"Aku nggak suka jeruk."

"Jeruk? Enak kok!"

"Yaudah-yaudah, mana sini gelas lo gua isiin yang lain." Fazlu meraih gelas Arion yang kosong dan membawa minuman yang lain.

Aleta berkedip. Sungguh ini Fazlu itu temannya ya bukan pengasuh mereka? "Dia emang gitu ya?"

Arion berdehem, sekarang dirinya menyesal membawa Fazlu yang baru saja menonton Dufan sang penjaga bumi lewat youtube. Ini semua karena Fazlu terlalu meresapi perannya melawan The Destroyer.

Hening.

"Ar!" teriak Fazlu membuat Arion kaget dan Aleta memekik.

"Jangan teriak!" omel Arion berjalan ke arah Fazlu, "Apaan sih Zlu?"

Fazlu sekarang sudah duduk mengangkat kaki di atas kursi dekat meja makan, kopi yang Fazlu buat berceceran di lantai, cowok itu menunjuk-nunjuk kecoa yang terbalik dengan kaki yang terus bergerak-gerak.

Arion diam tak mengerti dengan maksud Fazlu. Memang apa salahnya ada kecoa? Aleta baru saja sampai dan melihat pemandangan dapur di rumahnya tertawa terbahak-bahak.

"Sama ini doang takut?" Aleta mengambil plastik dan memasukkan tangannya untuk mengambil kecoa.

Itu adalah cara yang Arion ajarkan dulu saat Aleta ketakutan menghadapi serangga kecil di rumahnya, senyum tipis Arion merekah sempurna.

"Buang al.. Buangggg..." jerit Fazlu histeris.

Dengan cepat Aleta membalikkan posisi plastik dan mengikatnya rapat-rapat, saat tawanya makin meledak melihat ekspresi Fazlu yang ketakutan, terbesit bayangan.

Aleta memegang kepalanya yang terasa sakit, Arion segera memegang tubuh Aleta yang hampir goyah.

"Kenapa? Kenapa? kenapa?" Fazlu heboh.

Seolah-olah Fazlu tak pernah ada di kejadian dimana kecoa membuat nyalinya ciut, Fazlu langsung membantu Arion menyiapkan sofa agar lebih rapi ditempati.

"Sakit di bagian mana, Al?" Arion panik menatap Aleta.

"Eh," Aleta mengelak, ia sendiri juga tak mengerti mengapa kepalanya tiba-tiba teras sakit, "Cuma sakit sedikit aja, santai-santai." sambung Aleta menenangkan.

"Apa perlu kita ke rumah sakit? Apa perlu cek lagi? Ayo! Ayo! Fazlu siap melindungi."

Aleta dan Arion berkedip heran, dahi mereka nampak mengernyit bingung dengan kelakukan Fazlu yang makin aneh. Fazlu nyengir lebar, tangannya mengisyaratkan untuk segera menaiki mobil milik Fazlu.

UNLIMITED LOVE #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang