44 - Miss you Arion!

2.2K 88 6
                                    

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan dan bulan menjelma menjadi tahun demi tahun yang terlewatkan dengan sia-sia. Aleta berkaca di dalam kamarnya, jubah wisuda ini terlalu besar di tubuh Aleta.


Arka dan Arun berdiri tegap di depan pintu dengan tangan melipat di depan dada. Waktu sepertinya berjalan begitu cepat, hingga rasanya mereka sudah melihat Aleta tumbuh dewasa dan menjadi mahasiswa yang akan di wisuda. Arka berdecak kesal, menarik Aleta keluar dari kamarnya.

"Apa yang mau lo liatin lagi, buruan." Aleta mendelik, "Gua mau sama ka Arun aja,"

Arun menganggukkan kepalanya, menyetujui kemauan Aleta. Arka menyibir dan masuk ke dalam mobil yang sudah siap dijalankan oleh Papahnya.

"Mana Aleta Ar?" tanya Reno sebelum pergi.

Arka menunjukk mobil disebelahnya, mobil Arun yang sudah ditempati oleh Aleta. Aleta melambaikan tangan dengan senyum lebar di wajahnya. Kemudian kembali menatap Arka datar.

"Aleta jangan diusilin Arka."

"Enggak Pah, Aletanya aja kelamaan dandannya." jawab Arka memberi pembelaan.

"Hari penting adik kamu, tentu dia harus tampil cantik." ucap Ranti memberi penjelasan yang mampu membuat Arka terdiam.

Arka menyungging senyuman paksa, memang benar di bumi yang amat rumit ini, makhluk yang tidak pernah salah adalah perempuan. Tapi Aleta perempuan yang berbeda, ini adiknya.

"Nanti duduknya sederetan sama kita lho, jangan kabur-kaburan.." nasihat Ranti memahami Arka yang tak akan duduk diam sebelum acara inti dimulai.

Arka memberi gerakan hormat, dengan yakin dan teguh dia berkata, "Tenang mah, tenang. Aman!"

*

Di atas kursi kantor dengan pandangan lurus menatap layar monitor tangan Arion terus berkutik dengan keyboard di depannya. Sinar layar komputer membuat mata Arion terasa kering untuk menatapnya terlalu lama.

Pintu kelas terbuka. Arion menoleh singkat, dirinya sama sekali tak tertarik dengan orang yang akan mengganggunya seperti biasa.

"Arion, kun je vandaag naar het feest van een vriend gaan?"

(Arion, bisakah kamu menemani ke pesta teman di hari ini?)

"Why?" tanya Cassandra heran karena setiap kali dirinya mendekati Arion, sudah pasti yang akan Cassandra rasakan adalah sikap dingin.

Dengan tatapan dingin Arion siap menjawab pertanyaan Cassandra, "Ik heb het te druk, ga alleen."

( Saya terlalu sibuk, pergilah sendiri. )

Cassandra mendekat, memajukan kursinya kemudian berusaha bersender di tubuh Arion. Arion berdecak, mendorong tubuh Cassandra menjauh dan segera bangkit membereskan bukunya dan menutup pintu kelas kencang.

Mata elangnya menatap setiap orang yang Arion lalui dengan tajam. Cassandra belum puas, ia tetap mengejar Arion dengan semangat.

Memeluk tubuh Arion dari belakang, "Dit is normaal, toch? Ben ik niet aantrekkelijker dan het Indonesische meisje?"

( Ini hal yang biasa kan? bukan kah saya lebih menarik daripada gadis Indonesia itu? )

UNLIMITED LOVE #1Where stories live. Discover now