30 -Kenangan untuk berpisah

3.4K 152 0
                                    

Kita enggak akan selamanya ada di satu tempat yang sama.

Tapi kita punya kenangan, dari kenangan kita belajar untuk tetap hidup bahagia.

*
Jangan lupa vote, tinggalkan jejak ya..

—o0o—

Semua kelas XII berkumpul di lapangan sekolah mereka pagi-pagi sekali. Jam setengah enam, yang bahkan di hari biasanya hanya baru didatangi oleh para petugas kebersihan dan penjual di kantin. Hari ini adalah suatu keajaiban, oh, emang karena mereka mau jalan-jalan makanya mereka datang pagi.

Hanya kalimat ' Kalau ketinggalan kami tinggal ' yang kini mampu membuat banyak murid ketakutan.

Arka membuka matanya malas, lebih malas lagi harus membukakan pintu untuk orang yang terus-terusan memencet bel rumahnya.

"Siapa sih?"

"Adik ipar." Arka ber-oh ria. Mata nya melebar kaget, "Ha? Adik ipar? Kapan Aleta nikah?"

Arion membuka pintu rumah Aleta sendiri, lusa kemarin Aleta sudah punya inisiatif untuk memberikan kunci cadangan rumahnya ke Arion.

Buat apa? Buat jemput lah.

"Aleta udah bangun?" Arka menggelengkan kepalanya, "Gua ke kamarnya."

Arka mengangguk pasrah dan melanjutkan tidurnya di atas sofa panjang yang biasa ia tempati saat bersantai di siang hari.

Pintu kamar Aleta tak terkunci, terbuka begitu saja tanda kalau Aleta sudah bangun dan sekarang sedang mandi. Arion masuk ke kamar Aleta ragu.

"Aleta, pakai seragam kamu di dalam, aku ada di kamar kamu.." pinta Arion mengetuk pintu kamar mandi untuk menyerahkan seragam Aleta, "Pakai di dalam!"

Aleta berdeham malas, ini kamar miliknya sendiri mengapa jadi Arion yang menguasainya.

"Kamu kok sampai pagi-pagi, nggak ngantuk?" Tanya Aleta sembari mengeringkan rambutnya.

Arion menoleh, tubuh tegapnya terpana begitu melihat rambut Aleta yang masih basah. Begitu cantik sampai-sampai Arion bingung mau menjawab apa.

"Ar!" Aleta mengagetkan Arion, cowok itu mengerjap sesaat.

"Apa?"

"Kamu kenapa sampai pagi-pagi begini?" Aleta mengulang pertanyaan. Bibir Arion membentuk bulatan, "Biar kamu enggak nunggu lama."

Aleta ingin menjerit sekarang, ya, sekarang juga dia dibuat meleleh karena kalimat Arion barusan.

Padahal mereka sering bersama, tapi rasanya setiap kali Arion bersikap manis semua itu rasanya seperti dimulai dari awal lagi.

"Udah siap kan?" Arion meraih tas tenteng Aleta, membiarkan akses berjalan gadisnya lebih mudah untuk membukakan pintu rumah.

Arka mendesah berat, ia menatap adiknya melas. Sama sekali tak mau melepaskan Aleta sedikitpun bersama orang lain.

"Gua berangkat dulu, lo jaga rumah."
"Gitu doang?" protes Arka merengut.

Arion berdecak, sekarang kenapa pacarnya yang kurang pekaan seperti dirinya dulu.

UNLIMITED LOVE #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang