35 - Bumi terlalu sempit

2.4K 108 0
                                    

Fazlu kecil membantu seorang anak perempuan yang sedang menangis di bahu jalan, kakinya berdarah tergores aspal. Fazlu meneriaki Arion kecil untuk membantu dirinya.

"Arion, kamu tunggu di sini temenin dia dulu ya?" kata Fazlu panik.

"

Kamu mau kemana?" tanya Arion.

"Mau minta obat sama Bunda." Fazlu bergegas pergi.

Arion kecil duduk di samping gadis yang sudah berhenti menangis sejak Arion duduk di sampingnya. Kini gadis kecil itu menertawai Arion.

"Muka kamu ada kotoran.." katanya menghapus bercak tanah merah di wajah Arion.

"Enggak sakit lagi?"

"Sakit, tapi kamu lucu." manik Arion menyipit, ia melirik ke arah lain menghindari tatapan Aleta.

Fazlu kembali sangat lama, Aleta kembali meringis sakit saat rintik hujan mulai jatuh ke atas bumi.

"Nama kamu Arion kan?" Kata Aleta kecil, "Kalau nama aku Aleta."

Arion tidak menanggapi uluran tangan itu, ia malah membuang muka dan meraih gulungan perban yang ada di tangan Fazlu.

"Pelan-pelan dong.." keluh Fazlu yang merasa ngilu melihatnya.

"Enggak apa-apa, enggak sakit." elak Aleta tersenyum cerah, Arion melongo memperhatikan dirinya.

Padahal sudah mentah-mentah Arion kecil enggan diajak berkenalan dengan dirinya tapi gadis itu masih bilang tak apa-apa.

Dasar gadis aneh!

*

Arion terperanjat kaget, maniknya terbuka begitu saja saat mimpi itu terulang kembali. Kali ini mimpinya jelas ada seorang anak kecil perempuan dan laki-laki.

Aleta? Fazlu?

Tangan Arion mengacak rambutnya frustasi, gimana cara nya dia bisa berteman dengan Fazlu di masa kecil dan mengabaikan Aleta di masa lalu.

Apa itu hanya mimpi karena Arion terlalu tak suka dengan Fazlu dan takut kehilangan Aleta?

"Mimpi apaan kamu?" Alina yang baru saja ingin menyelimutkan Arion malah dibuat kaget.

Tanpa sadar, Arion juga malah tertidur di sofa ruang tengah semalaman.

"Beresin dulu bukunya, abis itu mandi sana." Arion bergegas padahal belum telat untuk bersiap-siap.

Arion mencari kunci mobilnya, Alina mendelik kemudian mendesah berat, "Masa kamu lupa kalau kamu titip kunci sama Mama?"

Senyum tipis Arion muncul di wajahnya yang masih akrab dan ingin berlama-lama di atas kasur, tapi kalau dia telat? Aleta bagaimana?

Masa depan gue yang baik dan Aleta yang baik batin Arion tiap kali magnet kasur lebih kuat.

Bibir Arion mengecup punggung tangan Alina dan pergi. Arsha dan Araya mencegatnya di depan pintu, mereka juga mau diperlakukan seperti Alina di setiap pagi.

"Awas lo berdua, ribet!" Alina berdecak, menyuruh Arsha dan Araya membiarkan Arion pergi. "Sha! Ya!"

Kedua nya berbalik memandang Arion jengkel, bibirnya mengerucut begitu Arion tersenyum, "Selamat pagi!"

UNLIMITED LOVE #1Where stories live. Discover now