6 - Selera dan kepastian

8.2K 335 5
                                    

Aleta memakai kacamatanya, memilih duduk di kursi barisan tengah, meraih novel dari dalam tas nya. Sangat serius dan tidak ada yang bisa mengusiknya.

Sesekali menguap karena Aleta mengantuk.

"Bosen. Bosen." gumam Aleta kembali menatap novelnya.

Tapi niatnya untuk tidur memang sama sekali tidak ada. Di Barisan pertama sebelah kanan Aleta, ada rombongan gibah, gibah kelas bawah soalnya yang Aleta tau mereka bahas cinta. Cinta... Terus. Seolah-olah di dunia nggak ada hal lain selain cinta. Heuh.

Di sebelah Aleta persis, yang ini kelas gibah ke atas. Mereka suka bahas tempat kumpul dan makanan elit, sampai Aleta ngerasa dia nggak pantas gabung sama keempat orang itu. Ya, Tidak pantas untuk Aleta.

Di rombongan belakang mereka yang bahas elit itu, ada tiga cowo yang nyanyi-nyanyi nggak jelas sih.

"Uwwuwoooo baby i'amm ajajmanamsh.." sisanya nggak jelas, itu Oki. Yang cadel, yang paling bandel dan tengil.

Aleta noleh, ngelirik Oki kemudian bergidik ngeri. Udah nggak hafal lirik, cowok itu masih pede nyelesain nyanyinya sampai akhir. 

"Emang paling ganteng. Tambah ganteng." batin Aleta memuji cowok yang main gitar, teman sekelasnya yang dianggap paling ganteng di kelas.

Cuma bilang ganteng.. Nggak salahkan?

Namanya Lio Ardit. 

"Selalu ganteng.." Aleta geleng-geleng, heran kenapa popularitas cowo cakep di kelasnya sangat sedikit.

Kelas hari ini sungguh teramat-amaatt... Membosankan.

Tapi Aleta harus tetap bertahan.

"Dasar bodoh."

Aleta dongak, alis kirinya bertaut sebal.

"Lo ngapain kesini?"

"Suka-suka gua." itu Arion, siapa lagi yang keras kepala selain Arion di muka bumi ini.

Cuma Arion yang paling keras kepala, yang gengsian. Sekarang dia sendiri udah merasa nyaman dengan Arion yang seperti itu.

"Bentar-bentar, mau gua bandingin." 

"Lio.. Lio.. Sini deh." Lio noleh heran, nurut ngedeket berdiri samping-sampingan sama Arion.

"Kenapa Al?" tanya Lio heran. "Mau bandingin mana yang gantengan?"

Lio ketawa kecil, gemas sama tingkah Aleta yang satu ini. Sedangkan Arion mendengus kesal, untuk apa dibandingin kalo udah tau jawaban akhirnya?

Lio tetap menyunggingkan senyum manisnya, sejak dari awal bahkan kalau diibaratkan gula. Aleta udah diabetes tingkat akhir mandanginnya. Arion berdehem, minta dilirik juga. 

Aleta menoleh, "Lo cukup manis, tapi.."

"Apa?"

"Lo jutek!"

Arion mendelik, cuma Aleta yang selalu nemuin sisi buruknya. Dan gadis lain nggak pernah bilang hal itu. Cuma Aleta yang berani,cuma Aleta yang sadar. Seolah-olah semuanya udah terlanjur dibuat buta oleh pesonanya.

"Ayo keluar." Aleta menuruti langkah Arion. "Nghh.."

"Apa?"

"Gua.. Ada masalah." sejak kapan Arion jadi ngadu ke Aleta? Memangnya Aleta itu pendengar setia bagi kulkas berjalan ini.

"Apa?"

Arion mencebik, "Jangan mirip."

"Lo duluan yang gitu."

"Itu masa lalu Aleta."

"Sejak kapan lo punya cerita di hidup lo? Sehingga seorang Arion destama punya masa lalu?"

UNLIMITED LOVE #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang