28 - Selalu ada

3.4K 133 5
                                    

Apa lo selalu fikir, lo manusia yang kuat, Li? Batin Laras.

"Permisi ah, buru-buru." kata Lio menghindari pertanyaan Laras.

Laras terkekeh, ia tak habis fikir Lio yang selalu berfikir logis dan yang paling waras di antara mereka bisa bersifat sok kuat dan sok dingin di hadapan dia.

"Tunggu dulu lah, Li." Laras mengejar langkah Lio, "Ayo ke kantin, yang lain pada enggak masuk ke kelas. Pada di kantin."

Lio menolak. Ekspresinya mulai berubah sedikit tenang, "Nanti kalau lo semua di kantin, yang kerjain tugas buat kalian contekin siapa?"

Ya Allah Lio... Jadi enak.

Eh enggak boleh gitu Laras.

*

Aleta duduk di dalam perpustakaan, daripada di kantin dan menjadi kejaran guru saat terlihat. Lebih baik di sini, sambil belajar karena akhir dari semester 1 sudah menyapa mereka.

Jangan fikir itu adalah ide Aleta ke perpustakaan. Itu idenya Arion. Mantan ketua osis yang masih menerapkan kedisiplinannya. Tuh, gimana enggak mau tetap jadi kategori cowok terkeren bertahan selama ini kalau sikapnya selalu bikin orang merasa ARION YANG PALING KEREN.

"Tapi emang bener." Arion mengedipkan matanya, Aleta mengangguk-anggukan kepalanya setuju.

"Lio udah masuk sekolah, Ar."

"Ada dimana?" setidaknya Arion memilih menanggapi ucapan pacarnya daripada harus cemburu.

"Engggak tau,"

"Kamu enggak perlu tau.." gumam Arion pelan. "Apa?"

Arion mengelak pertanyaan Aleta, "Enggak."

Aleta kembali fokus dengan lembaran buku yang ia baca. Sesekali tertawa karena yang ia baca adalah komik lucu bukan buku pelajaran seperti Arion. Gadis itu selalu cantik di mata Arion. Dari semua yang mengejar Arion dan dia yang tak pernah mengejar Arion, dia merasa beruntung karena yang sekarang bersamanya adalah Aleta. Yang enggak banyak permintaan, yang setia, yang selalu ada bukan karena jabatan Arion di sekolah atau ketampanan Arion.

Wajah Aleta menegang, tangan Arion sejak tadi tanpa sadar mengusapi terus pipi kanannya.

"Kamu cantik. Selalu cantik." Aleta hanyut dalam tatapan mata Arion.

Arion berkata, "Beberapa orang selalu merasa mereka enggak pernah bahagia di bumi ini. Tapi kalau ada kamu, semuanya membahagiakan sekalipun aku ada di titik terlemah."

Aleta menurunkan tangan Arion, menggenggam erat jemari Arion dengan kedua tangan nya.

"Kok diturunin?"

"Di liatin orang."

"Nggak apa-apa." balas Arion.

Ter-se-rah.

Siapa yang bisa tahan Arion kalau ke-bucinan yang selalu tertanam baik-baik di dalam diri tumbuh bebas begitu saja?

"Permisi mas, mba, mau lewat." ledek Lio berjalan di antara rak buku yang dekat dengan tempat duduk dua teman nya.

Arion berdeham, memasang kembali wajah dinginnya melupakan bahwa ia tadi berkata-kata manis di depan Aleta. Bukannya gimana-gimana, kalian semua tau kalau Arion bersikap manis enggak pernah seterang-terangan begitu didepan orang lain?

UNLIMITED LOVE #1Where stories live. Discover now