25 - Rumit (2)

3.8K 154 1
                                    

—o0o—


Dalam hati yang marah, ada rasa sayang yang tak tersampaikan. Yang tak mampu terucapkan, yang tak bisa dikatakan.

- Laras

—o0o—

Suara musik klasik mengalun indah lewat radio sekolah yang menyala tiap pagi sebelum jam pelajaran dimulai. Aleta masuk ke kelas, menatap banyak bangku yang masih berada di atas meja.

Masih kosong, walau sudah jam 6 lewat seperempat rasanya Aleta hari ini terlalu kepagian. Itu semua berkat Arion.

"Gimana? Bagus kan? Masih sepi?" tanya Arion yang muncul di belakang Aleta tiba-tiba.

Gadis itu memekik,"Ya Tuhan Yesuusss.. Arion!"

Arion terkekeh senang, ia senang mengerjai pacarnya seperti ini. Dengan tiba-tiba, jadi dia bisa terus memberi kejutan lagi dan lagi.

Bangku di sebelah Aleta diturunkan Arion, cowo itu menatap Aleta serius. Gadis nya menatap Arion heran.

"Kenapa?"

"Makin cantik aja."

Aleta berdecih, "Enggak usah sok-sok an manis deh.."

Arion menyibir, "Emang gua manis."

Gadis itu mengangguk mantap, yang ini salah satu hal yang tidak boleh disangkal dari rupa Arion. Kalau Arion enggak manis, mana mungkin setiap hari hidup nya enggak tentram cuma karena cewe-cewe genit yang ngejar dia. Heuh.

"Kenapa kemarin pulang bareng Lio?" Aleta dan Arion langsung menoleh ke arah pintu kelas saat suara ribut semakin terdengar kencang.

"Ya kan lo mau anterin Celine." Aleta mendengus, masih masalah yang sama ternyata.

"Orang Celine pulang sendiri.."

"Tetep aja lo perginya bareng dia kan?!"

"Orang dia juga dateng sendiri."

"Tetep aja lo ketemuan sama dia juga kan?" balas Laras terus-terusan tak mau kalah debat.

Aleta menahan tawanya, Arion menutup mulutnya, tawa nya hampir saja meledak saat keduanya begitu lucu ketika bertengkar.

Hubungan yang rumit, pertengkaran yang lucu.

"Permisi," celetuk Arion keras.

Laras berhenti mengoceh, Dimas meringis canggung. Aleta mengangkat bahunya, "Jangan marah-marah mulu, ras. Masih pagi."

"Liat dia, Al." tunjuk Laras kesal ke arah Dimas, "Udah ketauan jalan, masih ngelak lagi."

Kedua tangan Arion dilipat diatas meja, Aleta juga mengikuti gaya Arion sekarang. Aleta memicingkan matanya menatap Dimas.

"Beneran ngelak?" tanya Aleta duluan.

"Enggak, Al. Ya Allah.."

"Ngaku!" Aleta memutar bola matanya pasrah, Arion ini mau banyak tanya tapi masih menggunakan kata-kata yang super irit.

UNLIMITED LOVE #1Where stories live. Discover now