27 - Sok kuat

3.3K 143 0
                                    

"Loh kok-"

Yang kini Aleta dan Arion lihat adalah Lio yang seminggu ini menghilang dari sekolah. Yang tanpa keterangan apapun meninggalkan dunia pendidikannya, Lio berusaha menenangkan Lia yang mulai menangis kesakitan.

Terus menjerit saat merasakan darah mengalir deras keluar dari kakinya.

"Lio?" panggil Aleta tak percaya.

Lio langsung mendongak begitu namanya terpanggil, ia buru-buru menggendong adiknya dan ingin mencari klinik terdekat. Arion mencengkram tangan sahabatnya.

Hawa dingin yang terpancar dari mata Arion membuat Lio tak berkutik lagi.

"Gua yang antar ke klinik." Lio menggeleng, tapi Aleta menunjuk Lia dengan dagunya.

"Kasian cewek lo." kata Arion sok tahu.

Aleta tercengang, di dalam mobil lewat kaca ia memperhatikan bolak-balik wajah Lio dan Lia. Mereka hampir serupa, versi cewe dan cowo.
Apa mungkin itu beneran pacarnya Lio?

"Kamu ngapain bengong?" Lio membantu Lia keluar dari mobil, Aleta menghela nafasnya.

Kenapa pacarnya ini selalu susah untuk mengucapkan satu kata yang singkat seperti kata tolong. Heuh.

"Makasih." Arion mengacak rambut Aleta yang terurai.

Arion selalu tahu apa yang Aleta harapkan dari dirinya. Termasuk mengucapkan hal-hal sederhana untuk setiap tindakan.

*

Lio terduduk di ruang tunggu. Tangan nya tak berhenti ia gerak-gerakan karena gelisah. Harus berapa kali lagi ia menyesal karena telah gagal merawat Lia dengan baik.

Aleta menyodorkan Lio teh hangat.

"Tenangin diri, Li."

Lio tersenyum samar, meraih teh hangat dan meminumnya perlahan. Arion memalingkan wajahnya, padahal dia sudah sering bilang sama yang menciptakan alur cerita ini.

Jangan sesekali-sesekali bikin adegan Aleta perhatian sama cowo lain. Tapi tetap aja orang itu tak mempedulikan Arion.

"Minumm.."

"Sama Lio tadi ngasihnya beda?"

"Emang mau disamain?"

"Enggak."

Sebentar tapi ini agak aneh, apa cuma baru Aleta yang sadar kalau cewek yang sama Lio ini wajahnya hampir mirip, ralat ini tuh mirip banget malahan.

Arion melebarkan matanya, "Kenapa?"

Pacarnya berdesis, iya pacarnya itu ya Aleta. Mereka udah kenal lama, tapi sama seperti sebelumnya Arion masih bongkahan es yang makin disayangi makin dingin.

"Dingin banget." Jaket Arion berpindah ke tubuh Aleta.

"Kamu yang dingin, bukan udara nya."

"Kok aku?" protes Arion tak terima.

Aleta menggeleng-gelengkan kepalanya, kalau sudah bahas hal-hal seperti itu pasti dunia seolah-olah hanya dikuasai oleh Arion.

"Mereka kayak nya adik-kakak ya, Al?"

Itu yang mau Aleta bilang daritadi.Aleta mengangkat bahunya mengiyakan apa yang baru saja Arion tanyakan.

UNLIMITED LOVE #1Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu