48 - Amnesia

3K 106 7
                                    

Tangan Aleta bergerak setelah 3 minggu bertarung antara hidup dan mati. Arion menatap tubuh Aleta yang semakin kurus dengan mata berbinar dan segera memanggil dokter. Arka yang baru kembali membawakan Arion sarapan ikut tersenyum bahagia saat melihat adiknya mulai sadarkan diri.


"Aleta sudah baik-baik saja, mungkin sedikit lagi dia akan benar-benar sadar." napas Arka dan Arion terhembus lega.

"Makasih Dokter, " ucap Arion semangat.

Arka meneguk botol minumannya, memberikan satu lagi yang masih penuh ke Arion. Cowok itu malah tertimpuk oleh Arka yang tidak menyadari kalau Arion sedang melamun.

"Maaf-maaf.." Arion menatap Arka dingin, untung yang tadi menimpuknya adalah calon kakak ipar di masa depan. "Nanti kalau Aleta sadar, gua mau kasih makan yang banyak biar enggak sekurus ini lagi."

Arka menoyor dahi Arion kencang, dia berkata, "Mana bisa orang baru sadar makan sebanyak yang ada di pikiran lo." Arion mencebik, ia hanya bergurau agar Aleta bisa merasakan kehadirannya.

Terdengar suara kecil, tangan Aleta kembali bergerak. Arka dan Arion otomatis mendekat, mereka berdua ada di samping kanan kiri Aleta sigap.

Perlahan kelopak mata Aleta terbuka, semuanya nampak kabur. Aleta kembali memejamkan matanya dan kembali membukanya. Ada dua orang asing yang sedang menatap Aleta senang.

Aleta menutup wajahnya dengan selimut, meringis saat selimutnya sendiri mengenai luka di kepala Aleta yang sudah diperban.

"K-kkalian siapaa?" tanya Aleta dengan ekspresi polos.

"LAH?" ucap Arka dan Arion bersamaan, Arka memberi kode keluar dan mencari dokter.

Kalian siapa? Suara Aleta terngiang-ngiang di dalam otak Arion saat dirinya menunggu dokter yang sedang memeriksa keadaan Aleta. Arka mengusap jemarinya gelisah, tak kalah khawatirnya dengan Arion yang kini sibuk berkomat-kamit berdoa kepada Tuhan.

Suara pintu terbuka, Dokter menatap Arka kemudian menepuk bahu Arion iba, "Sebenarnya luka di tubuh Aleta enggak cukup banyak, tapi karena benturan di kepalanya sangat keras.. Dia mengalami amnesia."

"Bisa pulih lagi nggak dok? Enggak permanen, 'kan? Seberapa cepat Aleta bisa pulih?" ucap Arka panik.

"Mungkin bisa pulih, namun untuk waktu Aleta kembali normal mengingat semua hal baru butuh waktu yang sangat lama dan setiap orang butuh waktu yang berbeda." jelas Dokter kemudian berlalu ke ruangan lain.

Seperti baru terlahir kembali ke dunia, Aleta menatap Arka dan Arion bergantian dengan rasa bingung. Sejak awal matanya terbuka, dua orang menatapnya lama hingga Aleta merasa risih dan kelelahan sendiri.

"Aku, Arion destama, pacar kamu dari SMA sampai sekarang." ucap Arion lantang tak membahas soal mereka putus sebelum kecelakaan.

Arka nyengir, dirinya juga memperkenalkan diri kepada adiknya sendiri, "Gua Arka, kakak kandung, kakak kedua setelah si Arun."

"Arka? Arun?" dahi Aleta mengerut linglung.

Aleta kembali memutar kepalanya melihat wajah Arion berseri-seri, cowok di samping kanannya ini memang benar-benar tampan dan mengalahi imajinasi yang ada di dalam mimpi siapapun.

"Arion?" panggil Aleta masih tak percaya kalau Arion adalah pacar nya, "Kenapa aku bisa pacaran sama kamu?"

"Sembuh dulu, nanti kita bicarain."

Arka mendelik. Entah Aleta amnesia atau tidak, saat ada Arion dirinya memang tak pernah benar-benar berguna.

Aleta mengerucutkan bibirnya, dua orang yang sedang bersamanya tetap tidak menyebutkan nama Aleta.

UNLIMITED LOVE #1Where stories live. Discover now