[not] Cinderella

35

Setelah Jaehyun lulus, gue di kantin cuman sama Haechan dan Renjun. Kalo ditanya punya temen, ada kok. Cuman lebih suka sama Renjun Haechan. Sebenernya nggak tiap hari ngantin sama mereka, karna kalo salah satu dari kita ada urusan ya nggak lengkap. Bisa gue-Haechan, gue-Renjun, atau Renjun-Haechan.

Mereka berdua makin deket aja sih. Buktinya, waktu berangkat-pulang sekolah satu sepeda motor, dikantin kalo nggak ada gue, mereka berduaan. Dan mereka juga masih sekelas. Amazing banget kan.

Haechan aja pernah bikin parody, "haii, saya Upin dan ini adik saya Mail." Yang langsung dapet pelototan Renjun.

"Aya bukan?" Siapa lagi nih? Kok kenal gue? Jangan-jangan gue udah terkenal.

Gue mengangguk kecil. Menerka maksud cowok ini nyapa. "Sodaranya Jaehyun?"

Jawaban gue cuman anggukan lagi. Lalu cowok itu menyodorkan plastik hitam. "Eum- ini.. Gue mau minta tolong balikin ini ke dia."

Kenapa lewat gue?

Oh iya, kan dia tau gue sodaranya. Gue mengangguk. Sekalian gue jadiin alasan buat pulang ke rumah Renjun nanti.

"Waktu itu gue pinjem baju gantinya pas latian. Lupa belum dikembaliin. Udah lama banget. Bilang dari Jeno."

Gue mengangguk senyum. Emang, kebanyakan anak sekolah ini manggil kakak kelasnya jarang pake sebutan yang lebih tua kalo udah akrab. Apalagi Jaehyun itu anaknya enakan, baik gitu, jadi gampang akrab.

Mobil berhenti di depan halte membuat gue segera pamit dari cowok itu. "Hati-hati." Katanya senyum.

Hmm, cowok yang baik dan sopan.

"Siapa?" Tanya Taeyong waktu menjalankan mobil dan gue memasang sabuk pengaman.

"Temennya Jaehyun."

"Yakin? Bukan siapa-siapa?"

Gue menggeleng kuat, "bukan. Cuman temennya Jaehyun."

"Terserah juga sih siapanya kamu. Yang penting jangan pernah bawa cowok ke rumah. Mamah pasti marah dan nggak suka anak perempuannya bawa cowok yang entah siapa, sekalipun itu temen kamu."

Gue mengangguk aja. Well, secara nggak langsung dia udah mulai mengakui gue sebagai anak keluarga Lienata meski nggak langsung bilang gue 'adeknya'.