63

110 18 0
                                    

Kejadian gue yang ngamuk di depan kelas IPA 3 jadi buah bibir cewek-cewek penggosip disekolah. Bahkan, itu sampai ketelinga BK.

Pencitraan baik dan image teladan gue luntur seketika. Nggak peduli lah dengan semua itu, walaupun pada akhirnya nyesel juga. Apa kabar Taeyong kalo tau perilaku gue C?

Tapi yang penting sekarang bukan itu. Haechan, cowok itu merengut dari tadi sementara Ranjun misuh-misuh.

"Anjir! Gue kan udah kasih peringatan tuh cewek kayaknya titisan medusa."

"Maksud lo apaan ngatain Deya?!" Haechan menampilkan wajah tak terimanya.

"Ya gue udah bilang kan kalo muka tuh cewek kayaknya banyak!"

Haechan berdiri menatap Renjun semakin galak. "Lo ngehina Deya cewek nggak baik?"

"Menurut lo?"

"Anjing ya Njun! Gue udah sabar buat ngga marah sama lo waktu lo terus-terusan bilang Deya cewek murahan!"

"Jadi- " Gue berusaha merumuskan. Beberapa kali gue minta penjelasan ke Haechan, tapi cowok itu tetep diem. Dan sekarang, hasil kesimpulan gue adalah ...

"Kalian berdua nyembunyiin semuanya dari gue? Disini, cuman gue yang nggak tau apa-apa?"

Renjun menoleh, menatap gue entah apa maksudnya sementara Hacehan membuang muka. Masih enggan menerima keadaan berpisah sama pacarnya karena gue.

"Udah lah. Nggak usah dibahas. Pusing gue." Haechan memijijit pelipisnya.

Sementara itu, kayaknya Renjun masih belum ingin mengakhiri, "ngapain sih? Cewek begitu lo pikirin segitunya?"

Iya, gue maklumi Renjun nggak pernah pacaran kayak gue tapi menurut gue nggak harus segitunya nyalahin Haechan. Gue bisa memahami rasanya patah hati lewat drama yang sering gue tonton.

Dan dengan Renjun nyalahin Deya terus meskipun rasanya juga mau gue dukung, tapi tetep nggak bisa, sejauh ini Haechan yang ngertiin gue dan Renjun yang melindungi gue.

Jaehyun, gue harus apa?

Ini Mail sama Upin tarung rebutan ayam goreng.

"Udah Chan, dengerin Renjun aja dulu."

"Aya!" Gue tersentak dengan suara tinggi Haechan.

"Asal lo tau, alesan gue mau nganter lo juga karena mau ketemu Deya, kalo nggak ada Deya, gue nggak bakal mau nemenin lo ke studio." Lanjut cowok itu panjang.

Jelas, semuanya bisa berubah karena pacar. Yang dulu gue yakini Haechan adalah orang paling tulus, sekarang udah bisa bela orang lain. Wow.

"Asal lo tau juga Ya, alasan Haechan lupa nggak jemput lo karena cewek najisin itu."

Yang di maksud Renjun najis itu pasti karena ludah. Renjun tadi rela pake minyak wangi temennya yang cewek demi bisa menghilangkan sesuatu yang Renjun benci.

"Najis lo bilang? Emang lo udah lebih dari suci buat bilang Deya najis?"

"Loh? Kenapa enggak? Buktinya dia berani ngotorin baju gue!"

"Bangsat ya lo!"

Gue nggak tahan. Entah kekuatan dari mana, kursi yang di depan mata gue banting, membuat keduanya tersentak. "Udahlah! Cukup!"

Anak-anak kelas menoleh, terlihat makin kepo dengan maslah gue beserta para saudara. Tapi gue memilih untuk berlalu.

[not] CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang