56

111 17 0
                                    

"Kaka!" Teriak gue mendekat. Lalu menggendong si kecil berumur kurang dari tiga tahun itu. Aul juga pasrah, anak itu keliatan nggak semangat, dia menatap gue dan bertanya, "Mamah mana?"

Gue cuman tersenyum, "mamahnya Kaka ya?" Berusaha menyalurkan kelembutan dan ketenangan lewat tatapan mata.

"Mamahnya Kaka nanti pulang kok. Sabar ya."

Tadi malem Haechan kasih kabar katanya Mbak Mia lahiran. Dan itu artinya, udah hampir satu hari ini Aul nggak lihat mamahnya. Gue jadi inget gimana kangennya gue sama mamah waktu pertama kali kehilangan.

Hari pertama ditinggal beliau yang rasanya dunia ini juga ikut runtuh, berpikir gue sekarang punya alesan hidup buat siapa?

Eyang Mardiana ikut nemenin mbak Mia sama Mas Andy di rumah sakit. Dan Aul? Kalo nggak sama Haechan ya dititipin ke rumah Renjun, atau main ke rumah Jaehyun sama Arda.

Itu sih, gue bisa ngerasain gimana nelangsanya di lempar sana sini. Nggak ada yang jagain tetap. Beda kalo ada orang tua.

Udah gue kasih mainan, anak kecil itu awalnya terhibur, tapi tau sendri lah, dia susah buat ceria kayak biasanya. Dan lagi, dia tanya, "mamah Aul mana?"

Gue jadi ikut nelangsa.

"Nanti ya sayang. Bentar lagi mamah Kaka pulang." Gue melirik jam yang menunjukkan pukul setengah enam. Harusnya sih ini mereka udah keluar rumah sakit.

"Kaka udah makan?"

Gue masih belum nyerah buat bisa sedikit menyingkirkan kesedihan bocah ini. Karena nggak dijawab, gue akhirnya menoleh ke orang yang harusnya jagain Aul.

"Om Haechan, Aul udah dikasih makan belom?"

"Heh!" Cowok itu melotot membuat gue terkekeh. Bisa sedikit menghibur gue dengan ngeledek dia. Dan Taeyong di samping Haechan nggak menoleh sedikitpun. Dia terlalu sibuk dengan layar televisi.

Tadi dia yang anter, dan nggak tau kenapa malah nggak pulang-pulang. Biasanya juga langsung pulang begitu liat gue masuk rumah.

"Iya iya. Udah dikasih makan belum?"

"Belum."

"Kok?"

"Bocilnya nggak mau makan Aya!"

Nggak usah kaget kalo Haechan ngegas begitu. Emang hobinya kan kepancing kalo gue udah sedikit meninggikan suara.

"Kaka Aul makan yah. Nanti Kak Aya suapin. Yuk."

Bocil yang biasanya nakal itu mengangguk. Walaupun pada akhirnya, begitu gue menyuapkan sesendok nasi dia menolak mentah-mentah. Mana ada sih anak yang tenang kalo mamahnya di rumah sakit?

[not] CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang