59

110 16 0
                                    


Gue memaksa Taeyong buat berenti di sebuah Pom bensin. Bukan mau isi bahan bakar, tapi numpang muntah. Kepala gue makin nyut-nyutan, otaknya udah kayak di puter-puter aja.

Gue menghirup kuat udara malam yang sebenernya penuh polusi ini. Tapi nggak papa, bagi gue ini termasuk seger daripada yang di rumah makan tadi.

"Gimana? Udah nggak papa?"

Tanya Taeyong waktu gue mendudukkan tubuh di kursi mobil sampingnya. Gue mengangguk sebagai jawaban, meski sebenernya udah nggak karuan banget.

"Kita makan dimana jadinya?"

Aduh!

Padahal gue udah nggak selera makan sama sekali. Yang tadinya laper banget sekarang malah nggak nafsu banget.

"Kita makan nasi goreng aja gimana? Saya lagi pengen makan nasi goreng kambing."

KAMBING!

Sama aja BEGO!

Gue menahan nafas. Lalu mengangguk, "terserah."

Baru aja menyenderkan tubuh sempurna ke kursi, tangan Taeyong menyentuh dahi secara tiba-tiba lalu beralih ke leher. Gue tersentak, menjauhkan diri dengan refleks dan menatapnya curiga.

"Sa-saya nggak maksud. Cuman mau ngecek aja."

Ngecek aja! Walaupun sodara, tapi tetep aja kita itu orang asing. Beda rahim beda ASI. Niatnya baik, tapi maaf, tubuh gue masih belum terbiasa kontak fisik sama dia, meskipun kita satu rumah dan kata mamah sodara.

"Nggak papa. Saya juga minta maaf. Tadi refleks."

Taeyong menyodorkan minyak kayu putih sebelum mengangkat telfon. Mendingan lah karena minyak kayu putihnya bekerja di tubuh gue.

Cowok itu menyodorkan HPnya, bilang kalo itu telfon dari mamah. Gue mengangguk, menempelkan benda pipih segi empat itu ke telinga, dan "Aya nggak papa kok Mah. Tenang aja."

Beliau pasti ngerasa nggak enak. Meskipun gue juga iya. Tapi untunglah, hal yang justru bikin gue makin nggak enak hati adalah kalo mamah tiba-tiba batal makan cuman gara-gara gue.

Setelah sambungan terputus, gue menyandarkan tubuh sepenuhnya di kursi mobil. Melihat jalanan lalu langit secara bergantian dan berulang-ulang. Sampe akhirnya, remang-remang gue denger sebuah suara, "Bilang aja mamah sama papah mau dating malem mingguan. Iya kan Ya? Sampe ngusir anaknya segala."

[not] CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang