[not] Cinderella

73

Gue menyetujui buat pulang dan mulai sekolah. Tapi meminta buat mengulur waktu, nunggu sore. Taeyong juga nerima dengan lapang dada, "yaudah. Terserah kamu. Yang penting pulang. Saya harus mastiin kamu sekolah dan nggak bolos."

"Bukan bolos. Kemarin sakit."

"Terserah."

Taeyong tinggal di rumah Renjun sejak tadi, dengan Aul beserta Haechan dan Renjun duduk di ruang tamu. Kurang Jaehyun sama Arda doang nih bisa rame. Rumah Renjun bisa roboh sama krusuhan duo bocil, belum lagi yang tua-tua model Renjun sama Haechan yang sibuk mabar.

"Kaka, cium sini."

Bocil itu nurut. Nyium pipi kanan gue lalu sebelah kiri bergantian. Nggak tau kenapa, cium Aul itu udah kayak candu. Apalagi habis mandi begitu, wangi banget. Khas bayi.

"Mau lagi."

Dia menggeleng, males kali ya. Dia malah sibuk mau makan kerupuk di meja depan Renjun. Gue menahan tangannya, "cium dulu cantik! Nanti kaka ambilin."

Emang dasar bocah. Gitu aja nurut.

"Kok ciumnya nggak ada suaranya?"

Ini nih, salah satu cara biar dicium bolak-balik sama Aul. Dia mendekatkan bibirnya ke pipi gue lagi, cuman nempel. "Ih, nggak ada suaranya. Ulangi coba."

Ngakak gue tuh. Aul nakal tapi gampang dikibulin. Udah kayak Haechan banget. Terhitung lima kali Aul nyium, sampe akhirnya gue ngerasa pipi kiri gue sakit.

"Kok digigit sih?" Protes gue.

Haechan mengalihkan perhatian, "lo ngajarin Aul ciuman?" Katanya melotot.

"Ya enggaklah. Nyium nyium biasa aja." Jawab gue ngegas dituduh yang enggak-enggak begitu.

"Pulang yuk." Taeyong kayaknya udah bosen. Daritadi di diemin, dia sibuk sama HPnya. Yaudah, gue juga sibuk nyari ribut sama Aul.

Gue mengangguk, berdiri. Tapi Aul terus menatap gue melas dan bilang, "mau pipis."

Astaghfirullah.

"Chan. Pipis nih."

Cowok itu nggak berkutik, udah sibuk sama suara tembakan dari gawainya. Jadilah gue berniat mengembalikan Aul ke Mbak Mia.

Dan bilang ke Taeyong, "Ke mobil aja duluan. Saya nyusul. Mau ngembaliin ke mamahnya Aul dulu."