45

113 19 2
                                    

Nggak enak sih gue. Haechan dan Renjun saling diem-dieman. Kayak bukan sodara lagi. Dan Taeyong, udah berbulan-bulan hidup serumah pun gue masih belum punya nomernya. Nggak mungkin gue nelfon mamah. Jadi gue masih berdiam diri di kamar, dengan Jaehyun yang baru aja bawain makanan.

Setelah di urut Eyang Mardiana, mendingan sih ini. Tapi masih sakit dikit. Kalo nggak segera diurut kemarin, pasti sekarang udah bengkak.

"Gimana dong Jae?"

"Yaudah nggak papa. Nggak kenapa-kenapa kok kaki lo. Lagian ngapain sih latian rajin banget. Jangan terlalu tekun, nanti kepinteren."

"Bukan itu!"

"Terus?"

"Gue belum bilang orang rumah."

"Tenang, ada Renjun."

Anjir. Emang, dari kita semua selalu yang ngadepin masalah paling depan itu Renjun. Yang paling berani dan paling bijaksana. Nggak salah dulu dia menjabat wakil ketua osis.

"Njun maaf." Sore itu, gue mencoba bicara baik-baik sama Renjun.

"Yaudah. Jangan diulangi. Gue nggak suka."

Gue ngangguk, "maaf juga."

Tatapan gue menyiratkan kebingungan, kok malah Renjun yang minta maaf?

"Maaf karena kemaren gue lebih mentingin sekolah dari pada kesehatan kaki lo. Tapi lo tau sendiri, gue nggak mau lo kenapa-kenapa dan bikin kegiatan lo terhambat."

Ini Renjun mau bilang, 'gue sayang sama lo' aja mesti muter-muter dulu. Dasar cowok jaim. Untung gue udah ngerti dengan baik.

"Kalo keluarga Lienata tau gimana?"

Cowok itu menatap gue lembuat, gue sampe meleleh dibuatnya, "udah. Nggak usah dipikirin. Biar gue nyelesein."

Gue menggigit bibir bawah, Renjun emang Amazing. Gue jadi malu sendiri, kenapa Renjun yang selalu mengatasi masalah yang gue buat sih?

"Tapi- lo sama Haechan."

"Kenapa?"

"Gue nggak mau kalian-"

Teriakan dari luar menghentikan ucapan gue. "Njun! Woi."

Renjun nggak kalah ngegas, cowok itu menoleh meski nggak ada orang yang tadi teriak. "Apaan?!!!"

"Shampo motornya mana Njir? Gue udah ngambil air nih."

"Kan gue udah bilang, beli bego! Uangnya diatas meja. Budek banget sih!"

Yaudah lah, terserah mau sekeras apa suara mereka. Yang penting nggak kayak kemarin lagi kayak Upin sama Mail rebutan Meimei. Padahal ada Susanti.

[not] CinderellaWhere stories live. Discover now