Balon Helium dan Bunga Matahari

63 29 38
                                    

Ralan dan Alina duduk bersebelahan sambil melihat para bocah bermain dan menikmati ayam goreng. Semua bermula dari tetangga gadis itu ke rumah untuk menitipkan anak. Namun, dikarenakan dia tidak ada, beliau malah memintanya untuk datang ke tempat penitipan anak.

"Tolong jaga Rara sampai saya balik dari rumah sakit, ya?"

Itulah kalimat yang dikatakan seorang ibu muda kepada Alina dari panggilan jarak jauh. Menolak juga tidak mungkin, mengingat sudah banyak dia dibantu oleh pasangan yang tinggal di sebelah rumahnya itu.

Ralan menatap ke samping, mendapati Alina yang tampak lahap sambil terus mengunyah ayam goreng dengan sumpit. Sesekali gadis itu mengedarkan pandangan, terus fokus ke arah bocah berkepang agar tidak lepas dari jangkauan.

 Sesekali gadis itu mengedarkan pandangan, terus fokus ke arah bocah berkepang agar tidak lepas dari jangkauan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo enggak perlu terus lihatin dia gitu," tegur Ralan dan membuka tutup minuman.

Setelah mengambil apa yang ada di tangan Ralan tanpa persetujuan, Alina minum dan sama sekali tidak membalas perkataan pemuda itu. Meski berada di penitipan, bukan berarti anak-anak terus aman, 'kan? Lagi pula sebentar lagi yang sedari tadi ditunggu sudah mulai mendekatinya.

"Tante!" teriak seorang bocah perempuan berkepang.

Alina menatap malas si pendatang, tidak begitu suka dengan anak kecil, apa lagi Rara. Walaupun tidak satu atau dua kali menjadi tempat titip bocah itu, dia masih belum terbiasa dengan ocehan dan rengekan bising sang anak tetangga.

"Tante, udah selesai makannya? Ayo kita pelgi!" ajak Rara sambil menarik tangan Alina untuk berdiri.

Diikuti Ralan dari belakang, Alina terus berjalan dengan memegang tangan mungil Rara agar terus berada di sampingnya. Setelah melakukan segala transaksi di meja administrasi, mereka pun keluar dari sana.

"Tante ...," panggil Rara sedikit berbisik, tetapi masih bisa didengar.

Sedikit menoleh ke bawah, Alina menaikkan dagu seolah bertanya, ada apa kepada si bocah berkepang.

"Di belakang siapa? Dia telus ikutin kita sejak di penitipan tadi, Tante Alina ambil dompet om itu?" tanya Rara yang berhasil menyadarkan Alina tentang keberadaan Ralan.

Gadis itu berbalik mendadak, membuat Ralan yang berjalan pun terhenti dan berkedip beberapa kali.

"Kenapa?" ujar Ralan bingung.

"Om siapanya tante Lala?" tanya Rara sambil menengadah.

Selepas memandang Ralan sebentar, Alina ragu jika pemuda itu akan menjawab kekasih atau hal romantis. Ya ... hubungan mereka bisa dikatakan keputusan sepihak darinya, akan egois jika dia menuntut lebih.

"Pa-pacar," jawab Ralan sambil memegang tali hoodie yang dikenakan.

"Pacal itu apa?"

"Hm ... an–anu, temen dekat yang dekat banget gitu," sahut Ralan semakin salah tingkah.

My Absurd Best Friends [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang