Epilog

195 32 64
                                    

Senyum manis terpatri dari bibir Artha. Mulai dia meraih sisi wajah Hidan, mendekatkan bibirnya dengan pipi sang suami, memberi kecupan ringan, kemudian kembali menarik diri untuk sedikit menjauh, tetapi tangan besar itu dengan cepat menarik pinggangnya, membuat semua jarak di antara mereka hilang.

"Idan ...," ujar Artha sedikit menolak kala kancing piayamanya mulai dibuka.

"Kamu mulai duluan tadi," bantah Hidan dan menghirup dalam aroma tubuh sang istri.

Suara pintu kamar diketuk sangat keras, membuat Artha memukul Hidan sampai merintih kesakitan. Segera dia bangun dari posisinya setelah merapikan baju yang sempat berantakan karena ulah sang suami.

"Ardan?" ujar Artha kala sudah membuka pintu kamar.

"Mama ... Aldan enggak bisa tidul, tadi mimpi buluk," rengek bocah lelaki berwajah mirip Hidan kecil sambil memegang boneka dinosaurus.

"Oi, Iblis Kecil Nomor 2! Kenapa selalu ganggu mama dan Papa di jam segini?" teriak Hidan sambil berjalan menuju pintu.

"Papa kok jahat? Mama aja enggak kebelatan," sahut Ardan dengan bibir mengerucut.

"Ya udah, mau digendong atau diseret?" tanya Hidan yang membuat senyum mengembang di wajah sang Anak.

"Gendong!"

"Oke, kalo gitu sini," pinta Hidan dengan menunjukkan punggungnya setelah jongkok di depan Ardan.

Artha tersenyum lebar. Senang melihat anak laki-lakinya begitu dekat dengan Hidan, meski pria itu tidak terlalu sering menunjukkan sikap manis.

Kembali Artha menarik pintu usai dua laki-laki yang begitu dicintainya masuk ke sana. Dia menatap gemas, mendapati Hidan yang sudah menutup tubuh Ardan dengan selimut dan menepuk pelan dada sang Anak agar tertidur.

Artha mendekat, kemudian membaringkan tubuh ke sebelah Ardan yang telah terlelap. Dipegangnya tangan Hidan di atas selimut lalu sebuah senyum kembali terlukis di wajah cantik itu.

"Terima kasih udah jadi suami dan ayah yang baik."

"Ya, aku tau aku hebat. Tapi kayaknya melahirkan dan jadi sekolah pertama untuk Ardan, bahkan rela berhenti dari pekerjaan itu jauh lebih keren. Terima kasih, udah terima aku dan kasi kesempatan untuk aku jadi suami dari seorang perempuan yang kuat kayak kamu," sahut Hidan dan membalas genggaman tangan Artha.

Bukankah takdir lucu? Tuhan membuat seseorang pergi dan lari begitu jauh. Namun, setelah banyak masalah terjadi, ternyata jodoh ada di depan mata. Inilah yang dialami Artha dan Hidan. Keduanya dipisahkan beberapa tahun, tetapi tidak pernah menduga jika ikatan keluarga yang mengharuskan mereka bersaudara berubah menjadi ikatan keluarga yang sesungguhnya, sebagai suami dan istri.


-TAMAT-

Oi! Tamat nih! Hiks terharu banget, asli, sih!
Aku mau ucapin makasih sebesar-besarnya, untuk semua reader yang udah setia untuk cerita ini 😭
.
.
Terima kasih untuk teman-teman yang selalu dukung aku untuk lanjutin ini 👉👈♥️
.
.
Jangan lupa share kisah ini gaes 😭 kasi tau semua teman kalian kalo kisah Artha dkk itu membekas banget 🤗
.
.

Berikan kesan dan pesan untuk kisah ini serta Author, bisa di kolom komentar, wall atau dm ya manteman, calangeo emmmuah!

My Absurd Best Friends [Tamat]Where stories live. Discover now