19. Jatuh Ke Jurang

26.4K 1.8K 10
                                    


19. JATUH KE JURANG!

"Loh Dina, katanya lo hilang. Kenapa sekarang malah ada disini?" tanya Andika mengerjapkan matanya bingung.

"Hah, maksudnya?" alis Dina terangkat sebelah, tak mengerti maksud ucapan Andika.

"Dina ini kamu?" pak Samsul memegang kedua Pundak Dina, memastikan apakah gadis yang berdiri dihadapannya benar-benar Dina ataukah bukan.

"Iya pak, ini saya Dina. Kalian semua kenapa sih?" Dina semakin kebingungan dengan keadaan. Semua orang menatapnya dengan tidak percaya.

"Tadi katanya kamu hilang dan tersesat dihutan." Ungkap pak Samsul.

Dina tercengang. "Hah? kata siapa pak? Saya nggak hilang kok!"

"Tadi lo kemana aja, Din? Kenapa pas kita sampai disini lo nggak ada? Kita semua mikir kalau lo hilang dan tersesat dihutan." Sahut Andika.

"Ohh sorry, tadi itu gue lagi nemenin Nindy ke toilet. Katanya dia kebelet pengen pipis."

"Benar begitu Nindy?" tanya Pak Samsul menatap Nindy yang berdiri disamping Dina.

Nindy gelagapan. "I-iya pak, saya tadi kebelet dan akhirnya saya minta temenin sama Dina. Saya nggak berani ke toilet sendiri pak." Jawabnya terbata-bata.

"Astaga, kalau Dina disini terus Tara gimana dong?" tanya Andika tersadar.

"Tara kenapa?"sahut Dina bertanya.

"Tara pikir lo hilang, Din. Jadi dia nekat masuk hutan sendirian buat cari lo tapi, taunya lo nggak hilang. Sekarang yang hilang justru Tara." Ucap Rea.

"What?" pekik Dina.

"T-terus sekarang gimana?" tanya Dina khawatir.

"Ini semua salah lo, Din. Harusnya kalau mau ke toilet bilang dulu sama kita semua. Jadinya ribet begini kan." Cibir Salvina menyalahkan Dina.

Dina menunduk merasa bersalah. "Iya maaf, gue emang salah."

"Yah emang, lo tuh pembawa sial tau nggak." Ejek Salvina.

"Sudah cukup Salvina! Tidak sepantasnya kamu mengatakan itu kepada Dina. Dia tidak sepenuhnya salah. Sekarang kita semua harus memikirkan bagaimana nasib Tara. Dia masuk hutan sendirian dan itu sangat berbahaya." Lerai pak Samsul semakin pusing.

Alta tidak bisa berpikir lagi, segala pikirannya hanya tertuju kepada Tara. Ia sangat khawatir bagaimana jika Tara kenapa-napa dalam hutan sana. Alta pun langsung pergi tanpa menunggu persetujuan dari pak Samsul.

"Astaga Alta, tuh anak sama nekatnya dengan Tara." Gerutu pak Samsul.

"Wajar pak, kan Tara pacar Alta. Dia pasti khawatir sama pacarnya." Sahut Keysha.

"Ini semua gara-gara lo, Din. Kalau sampai Alta kenapa-napa lo yang harus tanggung jawab!" Tukas Salvina menyorot tajam Dina.

"Lo apaan sih Sal. Jangan salahin Dina terus, dia juga nggak mau ini terjadi." Sahut Keysha membela Dina.

"Diem deh lo! Jangan sok ngebela dia." sarkas Salvina ketus.

"Udah jangan berdebat lagi! Kalian semua kembali ke tenda masing-masing!" Ucap pak Samsul melerai.

"Andika, tolong kamu hubungi tim basarnas, kita akan masuk hutan malam ini juga." Pinta Pak Samsul.

"Baik pak."

*****

"Dinaaaaa..... lo dimana? Ini gue Tara."Teriaknya menggema dalam hutan. Tara terus saja masuk kedalam hutan yang gelap. Dengan dibantu oleh pencahayaan bulan Tara mencari keberadaan sahabatnya itu. Namun, hingga detik ini tidak terdengar sahutan Dina. Tara semakin khawatir dan cemas.

ALTARA [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora