38. Luka Lama

20.4K 1.4K 21
                                    


38. LUKA LAMA

      Tara pergi dengan berlinang air mata. Hatinya hancur saat mengetahui fakta kalau ternyata Alta hanya menjadikannya tantangan. Di saat Tara sudah membuka hatinya. Namun, lagi-lagi kekecewaan yang dia dapatkan. Luka lama seakan terulang lagi. Pengkhianatan cinta dimasa lalu membuatnya sakit kembali. Padahal, Tara sudah berusaha mati-matian melupakan kenangan pahit yang terjadi dimasa lalu. 

    Tara memutuskan untuk duduk disebuah taman. Ia meluapkan segala emosinya dengan berteriak. Dadanya sesak, rasanya sulit baginya untuk bernafas. Air matanya terus saja mengalir dengan deras. Ia menangis dalam diam diam di taman itu. 

   Suara gemuruh petir serta awan hitam yang menggumpal seakan tahu kekecewaan Tara. Langit menggelap pertanda hujan akan turun. Namun, tidak ada tanda-tanda Tara akan pergi. Ia masih diam sambil menenggelamkan wajahnya dikedua kakinya. Rintik hujan perlahan membasahi seragam sekolahnya. Hati Tara sama seperti awan hitam, gelap tanpa cahaya. 

   Tara mendongak sesaat, menikmati rintik hujan yang membasahi wajahnya. Ia memejamkan kedua matanya. Air matanya mengalir bersamaan dengan derasnya hujan. 

"Lama tidak berjumpa, Tara." sapa seseorang. 

    Tara refleks membuka kedua matanya. Ia pun langsung berdiri saat melihat sosok lelaki yang menatapnya dengan senyum penuh arti. 

"Kenzo?" lirihnya pelan. 

   Hati Tara bergemuruh, perasaanya menjadi tidak karuan. Ada perasaan aneh saat Tara melihat Kenzo. Laki-laki yang dulu mengkhianatinya. Hatinya sakit tapi ada juga rasa rindu karena sudah lama tidak bertemu. Namun, rasa sakit itu sudah menutupinya.

    Kenangan pahit itu seolah hadir dalam ingatannya layaknya kaset yang diputar. Laki-laki dihadapannya ini adalah orang yang sudah merobohkan dunianya, orang yang sudah menghancurkan hidupnya serta orang yang sudah membunuh sahabatnya. 

"Apa kabar, Tara?" tanyanya menyeringai. 

Tara tidak menjawab. Ia hanya menampilkan wajah datarnya. Tara hendak pergi tetapi pergelangan tangannya dicekal Kenzo. 

"LEPASIN!"

"Jangan galak-galak gitu dong, Babe." Panggilan sayangnya dulu kepada Tara. 

"Mau lo apa hah?!"

"Kamu gak kangen sama aku hm?"

Tara berdecih. "Cih, kangen? Mimpi aja sana! Yang ada gue muak liat muka lo!"

"Kenapa hm? Dulu waktu kita pacaran kamu selalu kangen sama aku kan?"

"Dulu tapi gak untuk sekarang! Liat muka lo aja bikin gue eneg."

Kenzo meraih pinggang Tara. "Tapi aku kangen, Babe."

Tara memberontak. "Jangan sentuh gue, Brengsek!"

"Kamu habis nangis?" tanyanya menyeka sisa air mata Tara. 

Tara memukul perut Kenzo dengan sikunya. "Bukan urusan lo!"

    Saat Tara ingin pergi, tiba-tiba saja datang gerombolan pria berjas hitam yang mengelilinginya. Tara terkepung, tak bisa kabur ke manapun. Ia melirik Kenzo, laki-laki itu  hanya bersindekap dada sambil menatapnya dengan senyum licik. Sedangkan Tara tersenyum kecut. Lagi-lagi dia masuk kedalam perangkap Kenzo. 

ALTARA [END]Where stories live. Discover now