31. Perhatian Alta

22.6K 1.6K 46
                                    


31. PERHATIAN ALTA

      Dalam kelas 12 IPA 1 sedang berlangsung pembelajaran fisika. Bu Sandra menjelaskan materi didepan kelas. Semua siswa tampak mendengarkan dengan seksama. Namun, tidak dengan Tara. Gadis itu sibuk melamun dengan pikirannya sendiri. Tara masih saja penasaran tentang siapa orang yang mengikutinya dan apa tujuannya? 

"Gue harus cari tau." Batinnya memijit pelipisnya yang berdenyut pusing. Berbagai permasalahan muncul, tadi pagi berita tentang nya dengan Alta meskipun itu sudah dihapus tapi tetap saja Tara khawatir kalau Kenzo sudah melihatnya. Ia tidak ingin lelaki itu mengetahui jika dirinya ada di Jakarta. 

   Sibuk bergelut dengan pikirannya sendiri Tara sampai tidak menyadari kalau Bu Sandra tengah memanggil namanya. 

"Tara Diandra Pratama, silahkan maju ke depan dan jawab soalnya!" perintah Bu Sandra. 

    Tidak ada respon. Gadis itu masih saja melamun, asik dengan pikirannya sendiri. 

"Tara Diandra Pratama, tolong maju kedepan!" Lagi-lagi tak ada respon. Bu Sandra mulai tersulut emosi. Sampai panggilan ketiga dan senggolan tangan dari Dina gadis itu baru tersadar. 

"Tara!"

"Iya bu?" tanyanya dengan wajah bingung. 

"Kamu ini ya, dari tadi ibu panggil tidak menyahut. Apa yang sedang kamu pikirkan hah?!" bentak Bu Sandra marah. 

"Maaf bu, kepala saya pusing jadi saya gak bisa konsentrasi." Jawab Tara memijit kepalanya yang memang terasa pusing. 

"Ya ampun, kalau kamu sakit bilang sama ibu. Kamu bisa izin ke UKS dan istirahat disana. Jangan malah memaksakan diri." Tutur Bu Sandra khawatir. 

"Iya bu, maaf." 

"Ya sudah, Dina tolong antarkan Tara ke UKS ya?" Pinta Bu Sandra. 

"Baik bu." Dina mengangguk paham lalu membantu Tara pergi ke UKS. 

"Ra, lo masih bisa jalan kan?" tanya Dina khawatir karena wajah Tara memucat. 

"Hm." Tara memegangi kepalanya yang mulai terasa berputar. Ia baru teringat hari ini tidak sarapan. Pasti maag nya kambuh. 

"Astaga, hati-hati ra." Hampir saja, kedua gadis itu jatuh karena Tara yang tiba-tiba oleng. Kepala gadis itu mulai berkunang-kunang dan pandangannya mengabur. 

"Sorry Din, kepala gue pusing banget." Lirihnya pelan. 

"Gak papa ra, ayo kita harus cepat ke UKS biar lo bisa istirahat."

*****

"Huh, gila capek banget." Reno ngos-ngosan setelah 15 kali keliling lapangan. Keringat membanjiri wajah tampannya. 

"Iya parah, Bu Rini makin serem aja anjir." Sahut Darren juga terengah-engah. 

"Masa cuman telat 5 menit aja dihukum begini?!"  Protes Reno tak terima. 

"Udahlah, salah kita juga kan." Imbuh Daffa. 

       Anak-anak Garuda dihukum keliling lapangan karena terlambat masuk kelas. Kelima laki-laki itu ngos-ngosan, kelelahan. Wajah mereka penuh dengan keringat. Namun, justru menambah kadar ketampanan mereka. 

"Darren beli minuman sana, haus nih." Perintah Reno mengibas-ngibas tangannya kepanasan. 

"Enak aja main suruh, lo kira gue babu lo apa hah?!"

"Sekali-kali gak papa kali. Demi sahabat lo juga."

"Nggak mau ah, kaki gue masih capek."

"Dasar pemalas."

ALTARA [END]Where stories live. Discover now