7. Tantangan Gila!

37.3K 2.4K 30
                                    


7. TANTANGAN GILA!

        Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Tara berangkat ke sekolahnya. Penampilan Tara hari ini mengundang banyak perhatian. Rok pendek, serta polesan make up yang tampak lebih fresh.

      Rambutnya sengaja dia ikat sehingga memperlihatkan kalung hitam bertuliskan huruf T yang melingkar indah dilehernya. Tak lupa juga, bibir tipisnya dipolesi lip tint berwarna merah muda, tampak menawan. Sungguh, gadis itu sangat cantik. Semua tatapan mata tertuju kepadanya.

"Gila cantik banget."

"Tolonggggg, bidadari jatuh ke bumi."

"Hai cantik, kenalan yuk."

"Eh, boleh minta nomernya nggak?"

      Tara tidak peduli dengan pekikan memuja dari kaum adam padanya. Ia tetap berjalan tanpa mempedulikan semua orang yang terhipnotis oleh kecantikan yang dipancarkannya.

"Ada apaan sih? Kok pada histeris gitu?" tanya Dara heran.

"Eh, liat deh itukan anak baru? Kok dia baik-baik aja sih?" Tanya Aurel menunjuk kearah Tara yang tengah berjalan.

Salvina terperangah, hampir tidak percaya "Itu artinya cewek yang kemarin gue lihat di restoran emang beneran Tara?" gumamnya.

"Hah! Lo liat Tara kemarin Sal?" tanya Aurel.

"Iya, kemarin pas gue ke restoran, gue nggak sengaja liat dia tapi gue pikir gue salah liat. Eh taunya malah.."

"Kalau lo emang liat Tara kemarin, itu berarti ada yang nolongin dia dong? Tapi siapa?" sahut Aurel.

"Gawat! Kalau Tara ngadu sama guru, bisa habis kita." Timpal Dara merasa takut.

"Iya, astaga terus gimana dong?" sambung Aurel ikut panik.

"Tenang aja! Dia nggak punya bukti apapun. Kalaupun dia ngadu sama guru, itu cuman cari mati." Sahut Salvina tersenyum tipis. Ia tidak takut karena ayahnya punya pengaruh besar disekolah ini. Para guru tidak akan bisa menghukumnya tanpa alasan.

"Iya juga sih." Sambung Aurel dan Dara bersamaan.

      Langkah Tara terhenti saat berada dihadapan Salvina and the geng. Ketiga gadis itu menatapnya dengan ekspresi terkejut. Senyum menyeringai terbit dibibir Tara. Ia memajukan wajahnya ke telinga Salvina.

"Jangan kaget gitu, rencana lo 100% gagal. Lo pikir dengan mengurung gue di gudang sekolah, lo udah menang? Heh, jangan salah, gue akan balas perbuatan kalian bahkan lebih. So! Siapin mental lo." Bisik Tara ditelinga Salvina. Tangannya terangkat menyingkap helaian rambut Salvina kedaun telinga.

"Lo ngancem gue?" tanya Salvina.

"Menurut lo?"

"Heh, lo pikir gue takut sama ancaman murahan lo itu?"

"Itu bukan ancaman tapi peringatan!"

      Salvina terdiam mematung, entah mengapa setiap kata yang diucapkan Tara membuat bulu kuduknya merinding. Ada rasa takut dalam hatinya. Tara melangkah pergi meninggalkan Salvina yang mengepalkan kedua tangannya erat.

"Sial! Awas lo Tara. Lo mengibarkan bendera permusuhan." Umpat kasar Salvina dalam hatinya.

******

    Saat ini di lapangan basket tampak anak-anak Garuda sedang latihan. Suara tepuk tangan riuh terdengar saat Alta berhasil memasukkan bola basket kedalam ring dari jarak jauh. Peluh keringat menetes mengenai keningnya. Alta beristirahat sejenak, ia meraih botol Aqua yang tersedia lalu meneguknya sampai habis. Kaum hawa yang melihat itu langsung menjerit histeris, kadar ketampanan Alta meningkat.

ALTARA [END]Where stories live. Discover now