34. Alta kenapa?

24.3K 1.4K 38
                                    


34. ALTA KENAPA?

       Keesokan harinya, Alta berangkat ke sekolah pagi-pagi sekali. Tidak tau terkena angin apa. Hatinya sedang gundah memikirkan kondisi ibunya yang memburuk. Alta duduk dikelasnya sendiri. Sementara anak-anak Garuda belum ada yang datang.

      Suasana kelas sunyi dan sepi. Siswi yang biasanya berteriak histeris, mengurungkan niatnya begitu melihat wajah Alta yang sangat dingin. Mereka tau, Alta tak ingin diganggu. 

"Eh, Alta. Udah datang? Tumben, biasanya lo datang gak sepagi ini." Sapa Reno yang baru saja masuk kelas. 

Alta tak menjawab, suasana hatinya sedang tidak baik. 

"Pagi semuanya." Ucap Darren menyapa dengan wajah berseri-seri. Namun, langsung pudar saat melihat ekspresi Alta yang datar. 

"Lo kenapa, Al?" tanya Reno.

"Nggak papa." Jawabnya singkat. 

     Anak-anak Garuda saling pandang satu sama lain. Mereka heran, Alta terlihat berbeda hari ini. Ya meskipun, ekspresinya hanya datar tapi tidak sedingin ini. Mereka yakin, pasti ada sesuatu yang terjadi. Tapi apa? 

"Tangan lo kenapa, Al?" tanya Daffa tak sengaja melihat, tangan kanan Alta yang diperban. Semua tatapan mata anak-anak Garuda langsung beralih, ke tangan Alta. 

"Lo berantem, Al? Sama siapa?" tanya Darren. 

"Nggak." Bantahnya. 

"Terus itu tangan lo kenapa bisa diperban?" mereka semua menunggu jawaban Alta.

"Kena air panas." Jawabnya singkat, padat dan jelas. 

"Waduh, kok bisa? terus gimana? Tangan lo baik-baik aja kan?" Cecar Reno. 

"Hm, udah diobatin kok." Alta terpaksa bohong. Dia tidak ingin teman-temannya tahu mengenai masalah keluarganya. 

"Syukur deh, kalau tangan lo masih sakit nanti lo gak bisa ikut pertandingan basket minggu depan." Reno bernafas lega.

"Tenang aja, lukanya gak parah kok." Balas Alta. 

"Gue pikir lo berantem sama orang gitu Al." imbuh Darren. 

"Emang kenapa kalau Alta berantem sama orang?" tanya Reno. 

"Ya gue hajar tuh orang. Karena gara-gara dia tangan Alta jadi luka." Jawab Darren menggebu-gebu. 

"Cih, gaya lo." Reno berdecih.

"Udah-udah, bentar lagi bu Ratna masuk. Siapin buku kalian." Ucap Brian. 

*****

     Sama halnya seperti Tara, gadis itu juga melamun dikelasnya. Ia masih saja memikirkan tentang Kenzo, yang ternyata sudah mengetahui kalau dirinya ada di Jakarta bahkan dia juga mengirim anak buah untuk memantaunya. 

"Sial, Kenzo mencoba mengusik hidup gue lagi." Umpat Tara dalam hati. 

Kring kringg

"Ra, ke kantin yuk?" Lamunan Tara buyar saat Dina menyentuh pundaknya. 

ALTARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang