12. Resmi Jadian

30.6K 2.1K 11
                                    


12. RESMI JADIAN!

        Setelah membuat kehebohan dikantin dengan mengatakan bahwa Tara adalah pacarnya. Berakhirlah, mereka berdua sekarang ada di rooftop. Alta bersandar dikursi dengan melipatkan kedua tangannya sebagai bantalan. Sementara, Tara masih terdiam, berdiri mematung karena shock atas pernyataan Alta tadi. Namun, detik berikutnya Tara lekas sadar.

"Maksud lo apa? Kenapa ngomong kalau gue pacar lo? Sejak kapan kita pacaran hah! Jangan ngarang deh lo!" Protes Tara menggerutu sambil berkacak pinggang.

"Kenapa? Apa salahnya kalau gue bilang lo pacar gue. Kan bagus, setelah ini pasti nggak akan ada yang gangguin lo lagi termasuk, Salvina dan pengikutnya." Balas Alta santai, tanpa rasa bersalah.

Tara melongo dibuatnya "Lo sakit ya?" tanya Tara menyentuh dahi Alta. Namun, tidak panas. Itu artinya Alta tidak sakit tapi kenapa otaknya aneh?

    Alta terpaku saat telapak tangan halus itu menyentuh dahinya. Ada desiran aneh, mengalir dalam darahnya "Apaan sih lo! Siapa juga yang sakit hah!" jawab Alta menepis kasar tangan Tara.

"Lo yang apa-apaan! Kenapa ngaku-ngaku pacaran sama gue? Kenal aja baru beberapa hari, gimana bisa pacaran? Tarik lagi ucapan lo!" Balas Tara menyorot Alta dengan tajam.

   Dengan satu tarikan di pinggang, Tara sudah jatuh dipangkuan Alta. "Kalau gue nggak mau gimana?" tanyanya menyeringai.

   Tara terkesiap, nyaris memekik saat Alta memajukan wajahnya. "Gue mau, lo jadi pacar gue!" bisiknya ditelinga Tara.

"Lo gila ya? Nggak! Gue nggak mau pacaran sama lo!" tolaknya mendorong kasar dada bidang Alta agar menjauh darinya. Tara berdiri, membuang muka. Jantungnya berdebar tidak karuan. Aneh, tubuhnya bereaksi saat mencium aroma maskulin dari tubuh Alta barusan.

"Gue peringati ya sama lo. Stop ngaku-ngaku pacaran sama gue. Kita berdua nggak ada hubungan apapun!" Ucap Tara.

"Ada! Gue sendiri yang akan meresmikan hubungan kita. MULAI SEKARANG, DETIK INI JUGA. LO RESMI JADI PACAR GUE!!!" tegas Alta dengan suara lantang dan tak terbantahkan.

Tara tercengang "Hah, nggak bisa gitu dong!" Bantah Tara tidak terima.

"BISA! DAN GUE NGGAK TERIMA PENOLAKAN!" tegasnya.

"GUE TETAP NGGAK MAU PACARAN SAMA MANUSIA KUTUB KAYAK LO!" Balas Tara berteriak, menolak keras berpacaran dengan Alta. Pria dingin, sedingin kulkas dua pintu.

    Wajah Alta menggelap mendengar ucapan Tara barusan. Ia maju selangkah membuat Tara refleks mudur. Alta memojokkan Tara, satu tangannya berada disebelah kepala Tara, menyentuh tembok untuk mengurung Tara. Kemudian Alta sedikit membungkuk, mengikis jarak diantara mereka.

"Tadi lo bilang apa hm?" tanyanya dengan senyum menyeringai.

    Tara menelan ludah susah payah, kenapa nyalinya jadi ciut saat Alta memojokkannya seperti ini. Tenggorokkannya kering, lidahnya mendadak keluh. Jantungnya berdegup kencang saat merasakan nafas hangat Alta yang mengenai wajahnya.

"Kenapa diam? Gugup?"

"Apaan sih lo! Intinya gue nggak mau pacaran sama lo. Titik!" tegas Tara mendorong kasar dada bidang Alta.

ALTARA [END]Where stories live. Discover now