80. Ujian Cinta #3

14.6K 999 765
                                    

FOLLOW DULU SEBAGIAN CHAPTER MENDEKATI ENDING DI PRIVATE!

FOLLOW DULU BARU BISA BACA😌

80. Ujian Cinta #3

"Cinta tumbuh tanpa diminta, datang tanpa permisi dan pergi tanpa pamit."
ALTARA

*****

Dalam mobil tidak ada pembicaraan apapun, suasananya begitu hening. Alta fokus menyetir sementara Sindi sedari tadi terus saja curi-curi pandang ke arah Alta.

Sindi akui lelaki disampingnya ini sangatlah tampan. Rahangnya tegas, alisnya tebal, hidung mancung, bibir tipis serta pahatan wajah yang begitu sempurna. Sungguh tidak ada kecacatan dalam paras Alta. Apalagi saat Alta sedang serius, kadar ketampanannya justru malah bertambah.

"Kenapa lo liatin gue?" Tanya Alta menyadari bahwa Sindi tengah menatapnya. Meski ia tidak melihatnya secara langsung tapi Alta tahu bahwa gadis itu menatapnya.

Sindi langsung salah tingkah "Em..itu ada daun dikepala lo ka." Ucap Sindi pura-pura mengibaskan daun.

"Jangan sentuh gue! Cuman Tara yang berhak. Ingat kita cuman akting." Balas Alta menahan tangan Sindi. Ia tidak suka disentuh gadis manapun.

Sindi menarik tangannya dengan senyum masam "Sorry ka."

Alta merapikan rambutnya dengan satu tangannya. Dan setelahnya senyap, Sindi memilih diam karena takut melihat wajah Alta yang begitu dingin. Sikap Alta yang manis hanya dapat ia rasakan saat menjalankan akting. Jujur Sindi jadi kesal sendiri.

"Maaf Tara, ini cuman sebentar." Batin Alta teringat dengan raut wajah Tara yang sedih saat melihatnya bersama Sindi.

Alta senang karena Tara cemburu tapi disisi lain sebenarnya dia tidak ingin menyakiti perasaan Tara. Rencana ini sungguh menyiksanya. Dia harus menahan diri untuk tidak dekat dengan gadis yang dia cintai.

Setiap saat Alta harus menahan diri untuk tidak menghubungi Tara padahal ingin sekali dia mendengar suara gadis itu. Tapi apa? Dia tidak bisa karena rencana gila ini.

Tapi demi kebahagiaan Tara ia rela melakukannya. Meskipun Alta sangat risih dengan Sindi. Alta bukan pria yang suka berdekatan dengan wanita, hanya Tara satu-satunya gadis yang bisa membuat Alta merasa nyaman berada didekatnya.

"Ternyata lo cinta banget ya ka sama Tara? Sampai lo mau ngelakuin ini semua demi dia?" Tanya Sindi tiba-tiba buka suara.

"Apapun akan gue lakuin untuk dia tanpa terkecuali." Jawab Alta tanpa menatap Sindi. Fokusnya hanya ke depan. Ia tidak berminat untuk menatap gadis disampingnya walaupun Sindi juga terbilang gadis cantik.

Sindi tersenyum kecut "Beruntung banget dia bisa dicintai sama lo ka." Ungkap Sindi.

"Bukan dia tapi gue yang beruntung bisa dapetin hatinya." Balas Alta tersenyum tipis.

Sindi terhenyak. Ada rasa sakit dihatinya saat mendengar perkataan Alta barusan. Mungkinkah dia menyukai Alta? Bisa jadi. Karena siapapun tidak ada yang bisa menolak Alta. Pria dingin yang tak tersentuh wanita manapun. Perempuan manapun akan merasa beruntung bisa dicintai Alta. Tidak heran dulunya Salvina begitu tergila-gila dengan sosok Alta.

ALTARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang