25. Eksekusi

24.6K 1.6K 4
                                    


25. EKSEKUSI!

"Lo nggak papa kan?" tanya Tara melirik Alta.

"Kenapa lo keluar dari mobil hah! Gue udah bilang kan, jangan pernah keluar dari mobil Tara!" bentak Alta mengeratkan rahangnya. Tidak masalah baginya jika harus babak belur tapi jangan sampai Tara ikut terluka karena dirinya. 

"Sorry, Al. Kali ini gue nggak bisa nurut. Lo bisa mati sia-sia kalau gue nggak keluar." Balas Tara santai. 

Prok prok prok 

"Wah-wah ternyata ada cewek cantik. Pacar lo Al?" tanya ketua itu, menatap Tara intens. Ia akui Tara sangat cantik. Wajahnya yang putih, hidung mancung serta bibir yang tampak menggoda. 

"Siapapun dia bukan urusan lo!" Jawab Alta ketus. 

"Cantik juga. Siapa nama lo?" tanyanya memegang dagu Tara, berusaha menggoda. 

"Jangan sentuh dia bedebah!" Alta mengepalkan tangannya erat, sambil berdiri semampunya. 

"Cewek lo terlalu indah untuk dilewatkan Al. Gue berubah pikiran. Lo nggak perlu buat surat pengunduran diri asalkan cewek ini jadi milik gue." ucapnya menyeringai tipis. Entah mengapa setelah melihat Tara dia jadi tertarik. 

"Cari mati." Alta hendak melayangkan pukulan. Namun, kedua tangannya ditahan oleh kedua anak buah ketua bertopeng itu. 

"Lepasin gue brengsek." Alta memberontak. 

Bugh!

"Berisik." Ketua itu menonjok wajah Alta sangat keras. Sudut bibir Alta membiru dibuatnya.

"Lo mau kan jadi pacar gue? Daripada sama Alta, mending sama gue aja." tawarnya membelai wajah Tara. Matanya terkunci saat melihat bibir merah merona Tara yang sangat menggoda. Terbesit dalam benaknya, ingin mencium gadis itu. 

      Rahang Alta mengeras, kedua tangannya terkepal kuat. Darah Alta mendidih saat melihat orang lain menyentuh miliknya. Alta tidak suka berbagi, apa yang menjadi miliknya sampai kapanpun akan tetap seperti itu. Siapapun tidak ada yang boleh menyentuhnya. 

"You are so beautiful baby." Ucap ketua itu memuji kecantikan Tara. Satu tangannya menyingkap helaian rambut Tara ke telinga, memperlihatkan jenjang leher Tara yang putih.

Krek!

"Don’t touch me or you will regret!" Tanpa terduga Tara memelintir tangan ketua itu hingga terdengar bunyi tulang retak. 

"Aaaaa sakit, lepasin tangan gue bitch!" rintihnya kesakitan. 

"Ini hukuman karena udah berani sentuh gue tanpa izin!" Bukannya melepaskan Tara malah mematahkan tangan kanan ketua itu, lalu menendang perutnya hingga terjungkal kebelakang. Semua orang terperangah, tak percaya ketua mereka tersungkur di tanah. Dengan cepat mereka menghampiri bos mereka untuk membantu. 

"Oh shit! Beraninya lo, habisi gadis itu!" titahnya mengumpat kasar. 

     Tara menangkis setiap serangan, tubuhnya bergerak lincah ke sana kemari. Begitu dirasa tepat, Tara melayangkan pukulan ke titik lemah setiap musuh. Tak perlu waktu lama, mereka semua tumbang tak berdaya di tanah. 

ALTARA [END]Where stories live. Discover now