10. Hampir Tertabrak

32.4K 2.1K 23
                                    


10. HAMPIR TERTABRAK!

        Di sebuah ruang makan mewah terlihat seorang gadis cantik sedang menikmati sarapannya. Ia meraih roti lalu mengoleskan selai stroberi kesukaannya dan kemudian menyantapnya dengan nikmat. Di sela-sela mengunyah, tiba-tiba saja dia teringat dengan pesan misterius yang didapatnya tadi malam.

        Ya, gadis cantik itu adalah Tara. Entah mengapa Tara masih saja penasaran, siapa yang mengirim pesan ancaman seperti itu padanya? Dan apa tujuannya? Memikirkan itu saja membuat kepala Tara bercabang.

"Gue harus cari tahu!" Gumamnya bertekad.

"Apa yang ingin kamu cari tahu Tara?" tanya Leon tidak sengaja mendengar.

        Tara tersentak kaget, kepalanya mendongak menatap Leon yang tengah berdiri tepat disamping kursinya. Tara menelan saliva susah, kepalanya berpikir keras mencari alasan untuk berkilah. Tara tidak ingin Leon tahu tentang pesan itu.

"Em, morning, Dad." Sapa Tara tersenyum.

"Morning too, baby." Balas Leon mengecup singkat pucuk kepala Tara, lalu mendudukan pantatanya dikursi yang bersebrangan dengan putrinya.

"Daddy mau makan apa? Biar aku ambilin ya?" tawar Tara.

"Dad mau sandwich and omelet aja." Jawab Leon.

       Tara pun langsung mengambilkan Sandwich dan Omelet lalu, meletakkannya di piring Leon. Tak lupa juga Tara menuangkan kopi hitam untuk ayahnya itu. Leon tersenyum bahagia karena dilayani oleh putri semata wayangnya itu.

"So? Tadi, Dad nggak sengaja denger. Apa yang ingin kamu cari tahu, baby?" tanya Leon.

       Tara terdiam sejenak, dia pikir Leon sudah lupa tapi ternyata tidak.

"Em, itu dad, aku mau cari tahu soal tempat healing paling bagus. Kira-kira dimana ya Dad?" tanya Tara berkilah.

Kening Leon berkerut "Healing? Kamu pengen liburan baby?" tanyanya.

"Iya dad. Apa Daddy tahu tempat healing terbaik yang ada di  Jakarta?”

"Dad kurang tahu, tapi kamu bisa tanya Max."

"Ya udah, nanti aku tanya Max deh, hehehe." Tara cengengesan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Sepertinya ada yang Tara sembunyikan. Tapi apa?" batin Leon menyadari ada gelagat aneh dari putrinya itu.

Tara melirik jam tangannya "Udah jam tujuh nih Dad, aku berangkat dulu ya." Pamit Tara menyambar tasnya. Ia beranjak dari duduknya lalu menghampiri Leon, mencium punggung tangan pria itu.

"Iya hati-hati dijalan ya, baby. Apa perlu Max yang mengantar kamu?" tanya Leon.

"Nggak perlu Dad, aku naik taksi aja. Dah Dad, muach." Jawab Tara buru-buru keluar dari mansion. Ia tidak ingin Leon semakin curiga padanya.

******

     Tara mempercepat langkahnya sambil mengelus dadanya. Hampir saja Leon mengetahui kalau dirinya berbohong. Tara tidak ingin Leon nya mengetahui soal pesan ancaman itu, biar dia saja yang memikirkannya.

ALTARA [END]Where stories live. Discover now