2. Gadis Yang Menarik

51.5K 3.5K 37
                                    

    Kring kringg!

     Bel berbunyi tanda waktunya istirahat. Semua siswa-siswi berlomba-lomba menuju kantin demi mengisi perut mereka yang keroncongan.

"Din, kantin yuk, gue laper nih. Temenin gue ke kantin yah? Kan, gue masih kurang tau tentang sekolah ini." Ajak Tara seraya menarik tangan Dina.

"Tunggu ra."

"Kenapa, Din?"

"Em... sorry ra, g-gue gak laper. Jadi gue nggak bisa temenin lo ke kantin. Maaf ya." Tolak Dina secara halus.

Tara mendesah kecewa." Yah, kok gitu sih. Ayolah Din, temenin gue ya? masa iya gue ke kantin sendirian sih." Pinta Tara dengan wajah memelas.

Dina terlihat bimbang "Tapi gue nggak laper ra." Tolak Dina masih tidak mau.

"Bentar aja kok Din. Please, mau ya?" pinta Tara menampilkan puppy eyesnya.

"Tapi....."

"Tapi apa? Lo takut, Din?"

Dina mengangguk pelan sambil menunduk. Ia meremas rok nya takut.

Tara memegang pundak Dina. "Din, tenang aja ya. Kan ada gue. Jadi, lo gak usah merasa minder. Oke?"

"G-gue."

"Ayolah, Din. Percaya sama gue."

Dina menghela nafas berat. "Ya udah, tapi bentar aja ya."

"Iya, bentar aja kok. Selesai makan kita langsung balik ke kelas."

"Hm, ya udah ayo."

Tara tersenyum. "Let's go."

Kedua gadis itu berjalan sambil bergandengan tangan, sontak saja seluruh tatapan mata tertuju kepada mereka sebab baru kali ini ada yang mau pergi ke kantin bersama Dina yang notabene nya adalah anak koruptor.

Setelah berita tentang ayah Dina yang ketahuan korupsi, semua orang jadi menghina dan mencemooh gadis itu. Mereka semua menjauhi bahkan secara terang-terangan memberikan tatapan sinis dan penuh kebencian kepada Dina.

"Ih demi apa? Gue nggak salah liat? Itu si Dina ke kantin? Udah berani aja dia ya."

"Dih, nggak tau malu banget sih. Masih aja berani menampakkan diri. Harusnya dia tuh dikeluarin aja dari sekolah ini. Bikin malu tau nggak."

"Iya, nama sekolah jadi tercemar gara-gara dia!"

" Emang ya, anak sama bapak sama aja. Sama-sama nggak punya malu."

"Tuh cewek siapa sih, kok mau aja jalan bareng sama Dina? Apa dia nggak tau kalau Dina itu anak korutor?"

"Lah, bukannya dia itu anak baru yang dari Bandung itu ya?"

"Iya, kok dia mau sih jalan sama anak koruptor. Gak takut apa dia?"

"Mungkin aja dia gak tau. Duh, kasian ya. Takutnya uang dia nanti di porotin lagi sama, Dina hahahaha."

Semua ocehan dan hinaan itu dapat terdengar jelas di telinga kedua gadis cantik itu. Hal itu tentu saja membuat Dina menjadi minder dan menundukkan kepalanya. Dina merasa malu dan tidak berani untuk mengangkat wajahnya.

ALTARA [END]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ