42 || Perkelahian yang Terulang Kembali

71K 13.1K 934
                                    

Suasana di lapangan ternyata sudah sangat ramai. Pertandingan takraw antar kelas hendak dimulai. Beberapa pertandingan terlewat karena kedatangan Bell serta teman-temannya, setelahnya Dara harus bicara dengan Pak Tegar pasal FesGa ini, ditambah jarak kelas lumayan jauh ke lapangan. Ia benar-benar harus mempercepat langkahnya.

Dara memanjangkan lehernya, mencari-cari tempat duduk yang sekiranya kosong. Ketika ia bergeser ke kanan sedikit, segerombolan orang mendorongnya hingga tubuhnya nyaris jatuh, tetapi untungnya ada tangan yang meraih dan menarik bahunya membuat tubuhnya kembali stabil.

"Makas———eh, Dio?"

Dio tidak membalas. Ia masih memegang kedua bahu Dara dan menjulurkan lehernya mencari tempat yang kosong. Mendapatkan apa yang ia mau, dengan telaten dan hati-hati Dio menuntut Dara menuju tempat yang ia incar. Sempat oleng karena memang sudah sangat padat, tapi untungnya cowok itu bisa kembali menstabilkan tubuhnya. Kini mereka bisa duduk aman di barisan depan.

"Makasih," ucap Dara ketika mereka sudah duduk.

Dio berdeham untuk menjawab.

"Yang lain mana?"

"OTW, pada ke ekskul masing-masing."

"Terus lo ngapain ke sini?"

"Gak usah banyak nanya," tukas Dio membuat Dara mencebik kesal.

"Mereka bakal duduk di mana?"

"Belakang."

Dara menoleh. Ternyata tempat ini memang sudah dipersiapkan oleh Pak Tegar. Beliau memasang kertas dengan tulisan, 'IPS 5' yang besar di sana. Pantas saja Dio dengan mudah bisa mendapatkan tempat yang kosong.

"Pak Tegar———"

"AAAAAA ALFAAA!"

"AS———"

Latah Dara terpotong sebab Dio langsung membungkam mulutnya. Dengan kedua mata membelalak, ia mendadak membeku. Perlahan matanya melirik Dio yang masih dengan wajah tenangnya.

Dio menolehkan kepalanya ke kiri dan melihat orang-orang di sampingnya tenang dan tidak berisik. "Lo pindah ke sini," titahnya membuat Dara mengangguk kaku dan mengikuti titah tetangganya tersebut untuk berpindah tempat.

"Di situ berisik banget. Gapapa?" tanya Dara tidak enak.

"Sans."

Dara mengangguk kaku, masih ada rasa tidak enak di hatinya. Tetapi sepertinya Dio tidak menghiraukan itu. Ia kembali menonton pertandingan. Ternyata IPS 5 sedang bermain melawan IPS 1. Pantas saja para cewek ini sangat heboh menontonnya. Sejak dulu IPS 5 memang sudah menjadi bintangnya FesGa. Setiap pertandingan dimenangkan oleh mereka. Hanya satu-dua permainan saja mereka kalah. Itupun mereka kalah karena jumlah pemain yang tidak memungkinkan. Mereka hanya berjumlah delapan orang, sedangkan beberapa permainan seperti bola kaki membutuhkan sebelas sampai dua belas pemain. Jelas mereka kalah telak.

Tapi meskipun demikian, tetap saja sorotan utama dari acara olahraga ini adalah para cowok di kelasnya.

Dara tersenyum lebar kemudian bertepuk tangan dengan keras. "SEMANGAT IPS 5!"

"SIAP, BU KETUA!"

Dara menutup mulutnya kaget. Ia tidak menyangka Ardi, Andra, Alfa, serta Ersya bisa menangkap suaranya. Padahal ia hanya sekali berteriak. "JANGAN SAMPE KALAH, YA!"

"GAK BAKAL!"

Dara tertawa kecil sembari bertepuk tangan, merasa senang ditanggapi begitu. Namun itu tidak berlangsung lama sebab beberapa saat kemudian kedua telinganya menangkap bisikan-bisikan yang tidak mengenakkan. Ah, harusnya ia sudah memprediksi hal ini.

utopia (segera terbit)Where stories live. Discover now