34 || Confess

77.7K 13.8K 1.1K
                                    

"Tar balik langsung ke rumah Farzan, kan?" tanya Ersya meminta penjelasan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tar balik langsung ke rumah Farzan, kan?" tanya Ersya meminta penjelasan. Ia tengah bersiap-siap sembari memakai jaketnya.

"Kagak, ngamen dulu di jalan tol," jawab Farzan dengan nada sewot.

"Lo aja bego tampang lo kayak pengamen."

"Matamu satu."

Ardi tertawa, "Jan, kalo lawan si———"

"Kak Ardi."

Ardi menoleh cepat saat mendengar seseorang memanggilnya. Ia mengernyit heran dan menggerakkan telunjuknya pada hidungnya yang gatal, lalu menaikkan lengan tasnya yang di sampirkan di sebelah bahu. "Kenapa?"

"Ini," cewek tak dikenal itu memberikan selembar tisu yang terlipat rapi. "Itu spesial, Kak, jangan lupa, ya." Kemudian tersenyum kikuk dan berlalu dengan langkah yang cepat.

"Lah itu apa?" tanya Farzan heran.

"Gak mau dibuka?" saran Dio.

"Ngapain di buka?" Ardi menutup kedua lubang hidungnya dengan tisu tersebut lalu berusaha mengeluarkan cairan hingga menimbulkan suara yang membuat Ersya bergidik geli.

"Jorok bego."

Setelah merasa hidungnya sudah aman, Ardi tersenyum lega lalu membuang tisu yang sudah terkontaminasi itu ke tempat sampah di depan kelas.

"Tau aja orang lagi ingusan."

***

Sebenarnya, Dara tidak sepolos itu. Ia tidak bisa munafik dengan menepis fakta kala Revan mengejeknya dengan kata-kata 'cuci mata'. Beda dari yang pertama, sepertinya dirinya sudah agak terbiasa dengan hal ini. Walaupun kadang masih kaget saat tiba-tiba mereka membuka baju tanpa aba-aba apapun.

"Pengap banget pen mandi."

"Mandi bareng sini sayang."

"Geli bego," balas Ersya cepat mengekspresikan rasa geli pada wajahnya.

"Tarjan nih terdeteksi pedopilia."

"Bangsat."

Dengan tangan yang sibuk merapikan kuncirannya, Dara tertawa. Setelah rapi, ia menekuk kakinya lalu memeluk lututnya. "Eh, mau nanya dong."

"Apaan, Ra?"

"Kalian pernah suka sama cewek gak?"

Revan menjawab dengan nyolot, "Pernah lah bodoh, dikira kita homo."

"Kan gue nanya doang," Dara tak kalah nyolot.

"Gue lagi suka sama cewek."

"LAH SERIUS?" reflek semuanya berseru tak percaya.

"Baru tau kita, Sep."

"Maen rahasia-rahasia nih."

"Musuhin aja lah si Asep."

utopia (segera terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang