49 || Ada Apa Sebenarnya?

80.6K 14.8K 5.5K
                                    

WOI AK BARU BUAT IG KHUSUS WP XIXIXI
JANLUP POLOW YH (@jaeminsbee) BCS AK SUKA MAEN MAEN DI SANA. btw klo klen mau talk talk to me di sana sabi kok ak ga gigit sans. n one more, panggil ak tiny ya, jangan thor bcs ak cewe kak.






Dara menggigit kukunya sembari menatap ke televisi. Ia meringis dan menelengkan kepala, otaknya masih tidak bisa menemukan jawabannya. Kira-kira apa yang membuat Eja dan teman-temannya sampai seperti itu? Maksudnya, apa ini tidak berlebihan?

"Dio, kalian pernah nyari masalah sama IPA 2?" Dara memilih bertanya pada Dio yang kebetulan sedang ada di rumahnya. Fara mengundang anak dari tetangganya itu agar menemani Dara dan Kio di rumah.

Dio menjawab singkat tanpa mengalihkan muka, "Gak."

"Terus kenapa, ya?" gumam Dara kembali berpikir. Hal ini tidak bisa dibiarkan. Ini akan merupakan bibit-bibit bahan overthinking. Ia harus menemukan kepastian dari masalah ini, agar semuanya beres dengan sempurna.

"Serius gak pernah nyari masalah? Atau mungkin kalian lakuin hal yang nyinggung mereka?" tanya Dara lagi memastikan.

Mendengkus keras, Dio melirik tetangganya yang menatap dirinya dengan penasaran. "Gak pernah. Kan udah pernah bilang, kita orangnya gak suka cari masalah duluan."

"Terus kenapa dong mereka sampe segitunya? Itu berlebihan banget tau. Sampe nyewa wasit segala, lo gak mikirin alasannya?"


Dio menoleh sekilas dan menggeleng. Ia bangkit berdiri, mengambil camilan dari dapur dan kembali dengan membawa beberapa bungkus keripik. Kemudian kembali duduk di samping Dara dan fokus pada film-nya.

"Yang gak penting gak usah dipikirin. Masalah udah kelar, gak usah diungkit-ungkit," celetuk Dio membuyarkan pikiran Dara. "Mending pikirin Pensi besok."

"ASTAGA IYA!" Dara spontan berteriak sembari berdiri membuat Dio tersentak kaget. "GUE LUPA BESOK PENSI."

Dio mendelik pada cewek itu dan menaruh camilannya ke meja. "Duduk."

Masih dengan wajah kagetnya Dara mengikuti instruksi Dio. Ia panik dan menggerakkan lengan tetangganya tersebut. "Gimana, Yo? Kita gak ada persiapan apa-apa!"

Dio berdecak sebal dan mengalihkan tatapannya pada Dara yang masih panik. "Diam."

"Diam gimana, sih?"

"Suruh anak-anak dateng ke sini. Kita diskusiin."

Dara mengangguk cepat dan mengambil ponselnya di kamar. Ia kemudian kembali duduk di samping Dio. Membuka grup IPS 5, seperti biasa, grup tampak sangat ramai.

yaudalah

andra
alhamdulilah waras

parjan
alhamdulilah gc ini ga kayak perkumpulan manusia minus otak lagi

ersya
lo doang yg minus otak

andra
otaknya dijual di bukalapak

ersya
ga laku krna ga pake diskon

andra
putar balik ke shopee

ersya
alhamdulilah masi ga laku

utopia (segera terbit)Where stories live. Discover now