28 || Percobaan Mengontrol Diri

79.1K 14.1K 1K
                                    

"Gak."

Dara cengo seketika. Belum lagi dirinya menyampaikan niatnya, Alfa sudah memotong dengan sorot mata yang tajam dan mutlak. Kalau seperti ini, Dara 'kan jadi takut.

"Emangnya lo tau---"

"Tau," potong Alfa sembari bersandar di dinding.

Tadi, Dara memutuskan untuk berbicara empat mata dengan Alfa. Ia langsung menarik cowok itu ke samping kafe. Walaupun sempat menarik perhatian yang lainnya, beruntung Jena bisa paham dan membantu.

"Kalo lo lama-lama begini, masa depan lo gimana?"

Alfa terkekeh sinis kemudian melipat kedua tangan di dada. Raut wajah songong melekat di wajah gantengnya. "Masa depan gue?"

"Iyaaa, masa depan lo. Gimana lo mau sukses kalo lo jadi berandal terus?"

"Lo gak usah cemasin masa depan gue. Gue orang yang nganggap skill itu hal yang penting daripada pengetahuan atau apalah itu. Siapa yang tau, mungkin aja gue ntar jadi petinju internasional, kan?"

Dara benar-benar tidak bisa membantah. Memang ada beberapa orang yang menganut lo-ada-skill-masa-depan-lo-aman seperti Alfa ini. Tapi bukan itu yang dia mau. Karena ketika orang sukses hanya berbekal skill, orang-orang akan masih menganggapnya rendah karena tidak memiliki ilmu pengetahuan yang cukup. Tetap saja ia akan dicap sebagai orang yang miskin pengetahuan. Atau bahasa kasarnya, otaknya kosong.

Dan Dara tidak mau hal itu terjadi pada Alfa.

"Gue gak bakal minta lo buat berhenti, tapi gue minta lo buat kontrol diri lo sendiri, bisa?"

"Kontrol apa?" alis Alfa nyaris menyatu karena bingung.

"Lo udah gak kekontrol, Al. Apalagi pas berantem, gak ada yang bisa hentiin lo. Gue gak bakal minta lo berhenti buat berantem, tapi gue minta tolong ke lo buat kontrol diri lo. Di mana lo berantem, siapa lawan lo, apa penyebabnya, gue minta lo kontrol diri lo. Gak semua masalah bisa diselesaiin dengan kekerasan, kan?" jelas Dara panjang lebar.

Alfa tersenyum miris. "Tapi gue gak diajarin gitu, Ra," ucapnya pelan.

"Apa, Al?"

"Enggak," dengan cepat Alfa menggelengkan kepalanya.

"Jadi gimana? Lo bisa?"

Helaan napas pelan keluar dari belah bibirnya. "Gue coba."

***

"ALPA MULAI SAAT INI KITA BERSAING SECARA SEHAT."

Alfa dan Dara yang baru saja masuk langsung dikejutkan oleh suara Andra yang menggelegar membuat tawa kembali menguar.

"Bersaing apaan, bego?" tanya Alfa heran.

Andra menatap sinis berlebihan Alfa mulai dari pintu masuk sampi duduk di kursinya. Tatapannya yang dibuat-buat itu tidak lepas dari sosok tubuh Alfa.

"Ngapain, nyet?"

"Lo ya, kalo mau bersaing secara sehat tuh kagak usah begini. Diem-diem nyuri start," balas Andra sengit tapi malah terkesan lucu.

Ardi menggeleng dramatis kemudian mengelus kepala Andra. "Kasian, mana udah tua."

"Setan."

utopia (segera terbit)Where stories live. Discover now