02 || Bu Puspa

165K 21.4K 3.1K
                                    

Dara meneguk ludahnya kaku lalu menaruh sendok ke mangkuk yang berisi bakso

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dara meneguk ludahnya kaku lalu menaruh sendok ke mangkuk yang berisi bakso. Ia menatap para cowok yang ada di hadapannya. "Kenapa liatin gue mulu?"

Saat ini kelas mereka tengah dilanda jam kosong. Dan dengan beraninya, para cowok itu memesan makanan ke kantin dan membawanya ke kelas. Kemudian, dengan rayuan busuk Ardi, akhirnya Dara pun terpaksa ikut dengan mereka.

"Gue takjub aja," jawab Ardi sambil menaikkan kaki kanannya. Tangannya kemudian beralih memainkan sendok ke nasi goreng yang hendak ia makan. "Ini sejarah."

Ersya mengangguk setuju. Ia mengunyah roti cokelatnya seraya berkata, "Sejarah banget."

Farzan menggeplak kepala cowok berwajah imut itu, membuat si empunya kepala meliriknya kesal. "Jangan ngomong sambil makan." Cowok itu kemudian menoleh ke arah Dara. "Ini sebenarnya perlu dicatat dalam sejarah."

Dara terkekeh. "Emangnya sampai segitunya?"

"Ya iyalah, udah dua tahun kita sekelas, gak ada tuh cewek yang namanya ada di daftar absen. Baru lo doang, Ra," balas Andra tersenyum. Ia menunjuk Asep dengan dagunya sambil berkata, "Asep alergi cewek pula."

"HOMO?"

Suasana hening seketika. Semuanya langsung menatap Dara dengan tatapan yang aneh. Seakan-akan apa yang diucapkan Dara adalah hal yang sangat tidak masuk akal. Walaupun itu benar, sih.

Dara yang baru tersadar akan ucapannya langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan. Wajah terkejutnya memerah malu. Matanya melirik ke arah Asep yang masih santai memakan cimol.

Beberapa menit kemudian, tawa menggelegar pecah. Dara mengedarkan pandangannya ke arah Andra, Ardi, Ersya, serta Farzan yang duduk di hadapannya. Mereka tertawa sambil menunjuk Dara dan Asep secara bergantian. Dara menoleh ke arah kanan, Asep masih tak acuh terhadap tingkah teman-temannya.

"Ya, kali," ujar Ardi saat tawanya mereda. "Bukan homo! Duh, anjir, perut gue sakit gara-gara ngakak."

Dara menggigit bibir bawahnya. Ia menutupi wajahnya dengan sendok. "Ya, maaf. Kan gak tau." Cewek itu menoleh ke arah Asep, lalu mencicit, "Sorry, Sep."

"Hm."

Farzan terkekeh melihat Asep. "Asep gak homo, dia emang alergi sama cewek. Tapi cewek-cewek yang genit, alay, lebay, dan duplikatnya tante-tante kurang belaian."

Dara mengangguk paham sambil bersuara 'o' yang agak panjang. "Ada, ya, alergi kayak gitu?"

"Ada. Ntar badannya Asep jadi gatel-gatel."

Andra tersenyum ke arah Dara. "Tapi sama lo enggak. Itu berarti, lo cewek yang aman."

Dara menyengir lebar. Ia memainkan bola-bola bakso dengan sendok di tangannya. "Tapi, suasana jamkos di sini biasanya emang kayak gini, ya?

Ersya mengedarkan pandangan ke sekeliling. Suasana kelas terbilang sepi karena para pembuat keributan berkumpul di sini. "Gak juga. Kelas bakal bener-bener kayak pasar kalo lagi jamkos."

utopia (segera terbit)Where stories live. Discover now