11 || Kelas Unggulan

95.8K 17.1K 1.5K
                                    

"Jena, lo sepupu Ersya, ya?" tanya Dara

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jena, lo sepupu Ersya, ya?" tanya Dara.

Jena mengangguk. Ia melirik ke arah meja segerombolan cowok yang tengah heboh entah membicarakan apa. Yang pasti, apa yang dibahas itu sanggup membuat Asep dan Revan yang kalem tertawa keras sambil memukul-mukul meja.

"Terus, kafe ini emang khusus anak-anak?"

Dara bertanya demikian karena sedari tadi dirinya di sini, ia hanya melihat pengunjungnya anak-anak saja. Orang dewasa hanya ada satu-dua orang, itupun sepertinya tengah menjaga anak mereka yang tengah bermain. Kafe sudah sunyi, sebab tadi satu persatu anak dibawa pergi oleh orang tuanya setelah membayar pada Jena.

Jena meringis pelan sambil menggaruk belakang kepalanya. "Enggak juga, sih. Tempat ini sebenarnya kafe biasa, tapi banyak yang malah nitipin anak di sini gara-gara tempatnya juga, katanya, imut dan unyu gitu. Ya udah, gua iya-in aja. Toh, gua dapat uang, yekan," jelasnya lalu menyengir senang.

Dara mengangguk pelan. "Lo kenal mereka dari kapan?" tanyanya lagi sambil menunjuk ke arah meja biru itu.

"Dari SMA kelas 1, di situ Ersya bawa temen-temennya yang pada laper ke kafe gua," jawab Jena lalu tersenyum saat mengingat masa itu. "Waktu itu, sih, gua sempat kagum gitu. Ya gila aja, pada ganteng anaknya, ya kali gua kagak kepincut. Aing mah masih normal kali."

Dara tertawa kecil.

"Tapi ya, seiring berjalannya waktu, rasa kagum gua terhapus. Karena makin ke sini, bobroknya makin keliatan, anjir. Sering bikin orang ngucap," ungkap Jena sebal membuat Dara kembali tertawa.

"Tapi gitu-gitu, mereka asik kok, Ra. Baik lagi, cuman gilanya kadang kumat gak kenal waktu dan tempat," ujar Jena sekalian menggerutu.

"JANGAN CULIK-CULIK ANAK ORANG DONG, JEN. AYUK SINI GABUNG NAPA. GUE 'KAN PEN LIAT BIDADARI."

"Samping lo 'kan udah ada bidadari, An," canda Dara.

Andra lantas menoleh ke arah kanan dan mendapati Ersya dengan wajah datar.

"LAH ANJIR BIDADARI LEKONG."

Ersya cemberut kesal menatap Dara yang tertawa. "Sialan lo, Ra!"

"Bercanda!"

***

"Besok-besok siapin satu bangku lagi, Jen," pinta Asep sambil melangkah keluar kafe.

Jena mengangguk sambil mengacungkan ibu jari tangan kanan. "Siyap, Sep!"

"Ya, udah. Kita balik ya, jangan kangen," pamit Alfa sedikit bercanda.

"Pala lu kangen."

"Udah, ah. Balik, ya!"

"Hati-hati, ges!"

utopia (segera terbit)Where stories live. Discover now