03 || Ketua Kelas

138K 19.6K 3.1K
                                    

Dara segera menghampiri keempat cowok yang dihukum Bu Puspa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dara segera menghampiri keempat cowok yang dihukum Bu Puspa. Setelah bel istirahat berbunyi, ia bergegas keluar saat mendengar suara Bu Puspa yang menggelegar saat memarahi mereka.

"KALOK KELEN KAYAK GINI, GEDEKNYA MAU JADI APA?"

"Orang, lah, Bu. Ya kali jadi hewan."

"DIAM KAU KURANG AJAR."

Ardi langsung terdiam seketika sambil menunduk. Rasanya tak berani menatap mata yang dihiasi eyeliner berlebihan itu. Matanya selalu tajam, seakan bisa mengeluarkan laser.

"Udahlah, pusing pulak aku jadinya," ucap Bu Puspa akhirnya sambil mengusap kepalanya yang memang terasa sakit. Melihat tingkah IPS 5 yang tak berubah memang bisa membuat guru-guru sakit kepala seketika.

Hal itu membuat keempatnya menghela napas lega. Bu Puspa sudah lelah, itu berarti mereka tidak akan menerima caci-maki lagi. Mereka juga tidak akan mendengar suara-yang kadang bisa mengalah to'a-itu.

Bu Puspa langsung mendelik tajam, dan itu membuat keempatnya langsung tunduk serentak. Dara yang melihat itu terkekeh geli.

Bu Puspa seketika menoleh ke arah Dara. Cewek itu langsung menutup mulutnya dan sedikit menunduk. Walaupun begitu, ia tahu Bu Puspa menatapnya lekat.

"Kau Dara, kan?"

Dara mengangguk kaku.

"Kau jadi ketua kelas sekarang. Tadi Pak Tegar nitip samaku, bilang kalo kau sekarang jadi ketua kelas." Bu Puspa menatap Dara yang masih melongo. Tangan beliau terangkat mengelus bahu cewek itu dengan lembut. "Siap-siaplah kau hadapin para manusia laknat ini."

***

Dara menopang dagunya. Tatapannya menuju papan tulis, tetapi pikirannya berkelana entah ke satu titik; ketua kelas. Ya, jabatan yang bahkan belum pernah ia pegang. Kemudian sekarang, dirinya malah harus melakukan hal itu.

Agaknya keresahan yang dialami Dara dirasakan oleh Andra dan Ardi.

Dengan mulut yang masih mengapit sedotan yang di tancapkan ke minuman Ale-ale miliknya Andra menyenggol lengan Ardi dengan mata yang menatap Dara. Cowok yang kadang kurang waras itu menoleh pada Andra, lalu berjalan mendekati Dara.

"Ya, udah, Ra. Kalo gak mau, tolak aja," saran Ardi sembari duduk di meja guru, tepat di depan Dara.

Andra yang mengambil posisi di samping Dara mengangguk setuju. "Daripada lo stres."

Dara masih diam bergeming.

Ardi menatap Dio yang tidur terlentang di mejanya dengan buku yang terbuka menutupi wajahnya. Bagian leher dan kepalanya bersandar di dinding dengan tas sebagai alas.

"Lo aja, dah, yang gantiin si Dara, Yo!" titah Ardi seenaknya.

Dio mengambil bukunya, lalu menatap Ardi dengan satu alis terangkat. "Gak."

utopia (segera terbit)Where stories live. Discover now