CERPEN : CITRA

6.6K 643 28
                                    

Part 10
______

Arga mengaduh pelan saat terjatuh akibat tersandung kakinya sendiri karena terlalu buru-buru berjalan. Ia berdiri kemudian berlari menelusuri koridor rumah sakit tersebut. Hingga tiba di depan ruang operasi.

Tatapan Arga memindai setiap orang yang ada di sana. Mulai dari Mami yang menangis tersedu-sedu berada di pelukan Papi. Sementara Papi kini menatap pintu ruangan operasi. Kemudian ia beralih menatap sosok yang berada di sudut tempat tersebut. Duduk sendirian seraya menunduk dalam.

Arga hanya menatap sekilas Faras lalu menghampiri kedua mertuanya. "A-apa yang terjadi?" Lidah Arga keluh. Entah kenapa dadanya berdebar cemas. Ia dihubungi  Papi jika Citra dibawa ke rumah sakit. Seingatnya, kandungan Citra masih tujuh bulan, masih ada dua bulan lagi kan untuk Citra melahirkan, kan?

"Citra jatuh." Jawaban Papi membuat Arga meneguk ludahnya susah parah. Ia menghembuskan nafas pelan. Memilih duduk di kursi besi sebelah Papi. Menatap pintu ruangan operasi di hadapannya.

Kedua tangannya berkeringat, saling meremas.

Arga tidak suka situasi saat ini. Situasi yang membuatnya merasa tercekik dan perasaan gundah yang menyelimutinya. "Kenapa bisa?" bisiknya lirih. Memang, hubungannya dengan Citra kembali mendingin, entah kenapa wanita itu menghindar darinya bahkan secara langsung menyuruhnya untuk bersikap perhatian pada wanita itu membuatnya tersinggung. Merasa jika kebaikannya tidak dihargai  wanita itu.

Detik demi detik berlalu menjadi menit bahkan jam. Terasa begitu lama menunggu pintu di hadapannya terbuka.

Tak ada seorang pun yang beranjak dari tempatnya, bersama-sama menunggu pintu tersebut terbuka. Hingga ....

Dokter yang menangani Citra keluar dari sana, melepas masker dari wajahnya. Menatap anggota keluarga Citra yang menghampiri.

"Gimana keadaan Citra?" Mami yang bersuara dengan gemetar.

"Citra masih tidak sadarkan diri dan kami akan terus pantau kondisinya. Kalau dengan anaknya, lahir ..." Dokter terdiam sejenak, menghela nafas pelan. "Kondisinya tidak memungkinkan karena lahir sebelum waktunya, tapi kami akan berusaha sebaik mungkin menangani cucu Bapak dan Ibu. Doakan yang terbaik untuk mereka."

●•••●

Jenis kelamin perempuan. Berat kurang lebih 2,4 kg. Tubuhnya sangat kecil, kulitnya memerah dan mengkerut. Tidak bergerak seperti bayi pada umumnya, hanya sesekali tersentak. Menangis, hanya sesaat tadi. Banyak alat medis yang terpasang di tubuh bayi mungil itu juga bantuan pernapasan. Ditaruh di inkubator berada di dalam NICU. Terpisah dari sang ibu yang berada di ruang ICU, masih belum sadarkan diri.

Anggota keluarga Citra berada di luar NICU. Dinding kaca transaparan membuat mereka bisa melihat bayi ringkih tersebut.

Sedari tadi Mami menangis, meratapi kondisi anak serta cucunya. Berdoa pada Yang Maha Kuasa agar semuanya baik-baik saja.

Seorang suster yang memantau kondisi bayi tersebut keluar dari ruangan, menatap anggota keluarga Citra. "Ayah bayinya bisa masuk untuk melihat anaknya lebih dekat."

Faras yang juga berada di sana tersentak, membeku sesaat. Tapi kemudian ia melangkah, namun langkahnya berhenti saat Arga yang lebih dulu melangkah membuatnya terdiam. Pria itu masuk ke dalam lebih dekat dengan bayi tersebut.

Tatapan Faras kosong menatap bayi mungil tersebut. Hingga tatapannya berganti pada punggung kokoh Arga yang berdiri membelakangi dirinya. Menutupi bayi mungil tersebut dari pandangannya. Tanpa sadar kedua tangannya terkepal kuat hingga buku jarinya nampak.

CERPENOnde histórias criam vida. Descubra agora