CERPEN : FREYA

3.5K 467 29
                                    

Part 7
_____

dr. Grace : kamu sudah tidur?

Nevan hanya menatap pop up chat yang baru masuk itu di layar ponselnya. Sudah pukul sepuluh malam membuat Nevan kurang lebih sudah sejam duduk sendirian di depan TV. Karena Freya mengurung diri di kamar usai marah-marah setelah ia mengatakan jika wanita itu belum keramas.

Mendengus geli, ia berdiri dan melangkah ke arah kamar. Ingin pamit pada Freya. Tapi, setelah ketukan pintu sebanyak lima kali, Freya tak kunjung membuka pintu.

"Frey. Saya mau pulang." Nevan diam sejenak menunggu Freya yang hanya diam. Apa Freya marah? "Frey, saya gak ada maksud buat ngejek aroma rambut kamu. Gak bau kok."

Karena tak kunjung mendapat respon dari Freya, ia pun memutuskan untuk membuka pintu tersebut dan tak terkunci. Cahaya kamar tersebut tak terlalu terang karena hanya lampu sudut yang menyala.

Freya telah berbaring di atas ranjang. Yang membuat Nevan salah fokus karena rambut wanita itu basah. "Astaga Frey, kenapa kamu gak ngeringin rambut dulu. Nanti kepalamu sakit kalau ..."

Perkataan Nevan berhenti saat mata Freya terbuka. Terlihat sayu dan lemah. "Mas Nevan," ujar Freya lirih.

"Kamu sakit?" Sudah Nevan duga. Suhu tubuh Freya tadi memang hangat, apalagi Freya melakukan keramas. Kini suhu tubuhnya menjadi panas.

Nevan menyuruh Freya untuk duduk dulu agar ia bisa mengeringkan rambut Freya. Mengambil hair dryer dari laci. Tidak lupa ia mengganti bantal yang basah dan pakaian Freya.

Nevan diam sejenak, ia menatap Freya yang sedari tadi merengek, mengatakan jika kepalanya pusing. "Ganti bajumu dulu." Nevan pun menarik baju tidur Freya ke atas hingga terlepas. Ia mengambil baju kaos milik wanita itu lalu memakaikannya. Kemudian kembali menyuruh Freya baring.

Dengan cekatan ia mengambil handuk kompres untuk Freya juga menyuruh Freya minum obat.

"Mas jangan tinggalin aku." Nevan tak jadi beranjak saat Freya meraih tangannya. Freya kembali membuka matanya.

"Saya cuma mau ganti pakaian." Freya pun melepaskan genggamannya. Nevan beralih ke lemari. Masih ada beberapa pakaiannya yang tertinggal. Ia masuk ke kamar mandi untuk menggantinya.

Saat keluar, ia melihat Freya kini tak lagi tidur di tengah-tengah ranjang. Menyisakan tempat untuknya. Ia menggelengkan kepala pelan.

Freya kalau sakit memang sangat manja.

Membuatnya teringat dua tahun yang lalu saat Freya demam. Bukannya memberitahu orang tuanya yang jelas-jelas serumah dengannya malah meneleponnya di waktu tengah malam. Nevan pun berangkat dari apartemen menuju ke rumah orang tua Freya yang membuat orang tuanya terkejut.b

Sampai di sana ia tentunya mengomeli Freya. Bukan karena menganggu waktu tidurnya, tapi karena wanita itu ceroboh hingga terserang demam. Sudah Nevan larang Freya untuk ikut party pool dengan para sahabatnya, tapi tetap saja Freya keras kepala.

Saat merebahkan tubuhnya di atas ranjang, Freya langsung merapatkan tubuhnya ke arahnya. Ia pun membiarkan Freya memeluknya.

"Rambutku udah harum kok," ujar Freya pelan. Suaranya lemah. Nevan pun mengubah posisi tubuhnya lalu memeluk Freya. Mereka pun tidur dalam satu selimut.

●•••●

Freya melenguh pelan, ia membuka matanya. Perasaannya jauh lebih baik dari semalam. Untung saja ia minum obat, kalau tidak sudah pasti ia tak bisa membuka matanya pagi ini. Mengingat minum obat, otomatis mengingatkannya pada Nevan.

CERPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang