CERPEN : SHARMA

5.7K 429 162
                                    

Part 14
______

Langkah Sharma berhenti saat melihat Regan yang duduk di lobi hotel tersebut. Pria itu menyadari kehadirannya dan segera beranjak menghampirinya. Ainul yang berdiri di sebelahnya menatapnya heran.

Melipat tangannya di dada, menunggu Regan tiba di hadapannya. "Mas Re ngapain di sini?"

Ainul pun menatap Regan, mengamati pria tersebut.

"Jemput kamu." Jangan harap ada senyuman manis. Pria itu tetap tanpa ekspresi yang membuat Sharma seakan beranggapan jika Regan tak ikhlas menjemputnya, padahal Sharma tak minta sama sekali.

"Siapa Kak?" Ainul berusaha berbisik, tapi tetap saja tak bisa mengontrol suaranya. Alhasil Regan mendengarnya.

"Saya calon ayahnya Remy."

Ainul melongo, begitupun Sharma. Kenapa ...

"Nul, lo pake mobil gue." Segera Sharma menarik Regan seteleh menyerahkan kunci mobilnya pada Ainul yang masih tercengang.

"Kamu kenapa sih?" tanya Regan usai membuka pintu mobil untuk Sharma.

"Saya calon ayahnya Remy," ejek Sharma, berdiri di hadapan Regan.

"Emang bener, kan? Ayo masuk." Regan mendorong lembut punggung Sharma agar masuk ke dalam mobil. Kemudian menutup pintunya dan jalan memutar untuk masuk ke balik kemudi.

"Mas Re jangan ngaku-ngaku dong! Nanti gebetanku lari semua." Sharma melipat tangan di dada lalu membuang pandangannya.

"Gebetan mana? Yang deketin kamu kan cuma aku," balas Regan menyebalkan. Membuat Sharma tertawa sumbang dan menatap kesal Regan yang tetap lempeng.

"Enak aja! Banyak tau yang deketin aku!"

"Tapi cuma aku kan yang kamu gubris?" Lagi-lagi tetap lempeng membuat Sharma ingin menonjok wajah pria itu.

"Aku pengen banget nonjok muka kamu."

"Nonjok bibirku aja pake bibirmu."

Sharma melotot. Dengan tanpa ekspresi Regan mengucapkan hal tersebut. Bisa-bisanya pria itu!

Kembali membuang pandangannya, enggan menatap Regan. "Halalin dulu. Gaj boleh main sosor-sosoran."

Regan tak lagi menanggapi, pria itu mulai memgemudikan mobil. Sharma mendelik kesal pada Regan. Benar-benar ingin menonjok wajah tanpa ekspresi pria itu.

Dan seharusnya Sharma tak lupa siapa Regan.

Sharma dibuat nyaris jantungan saat keesokan harinya pria itu datang bersama orang tuanya menemui Ayah dan Bunda. Sepanjang pembicaraan tersebut, Sharma tak mampu bicara saking syoknya. Tak ada angin, tak ada hujan, bahkan petir, Regan tiba-tiba datang melamar.

Saat ia bertanya kenapa pria itu tiba-tiba datang. Jawaban Regan, "Kan kamu mau dihalalin."

Bahkan hanya butuh waktu seminggu, acara lamaran resmi digelar. Begitu meriah. Meski Sharma pernah menikah, tapi tidak dengan Regan, apalagi dari pihak keluarga Regan baru mengadakan acara pernikahan.

Sharma pikir mereka akan menikah tahun depan, tapi lagi-lagi harus tercengang karena Regan ingin mereka menikah dua bulan lagi.

"Mas, kita gak harus buru-buru!" Pekik Sharma tertahan.

"Emang siapa yang buru-buru? Santai aja."

Santai-santai!! Gerutu Sharma dalam hati.

"Bener-bener ya kamu kebelet kawin?!"

Du hast das Ende der veröffentlichten Teile erreicht.

⏰ Letzte Aktualisierung: Aug 13, 2023 ⏰

Füge diese Geschichte zu deiner Bibliothek hinzu, um über neue Kapitel informiert zu werden!

CERPENWo Geschichten leben. Entdecke jetzt