CERPEN SHARMA

2.2K 357 38
                                    

Part 7
_____

"Widih yang mau pergi dinner bareng doi! Wangi bener!!"

Regan menatap malas Zian yang bersandar di pintu kamar seraya bersidekap. Adiknya itu tertawa geli.

"Kalau bisa langsung lamar, Mas. Satset-satset."

"Walaupun satset-satset, gak langsung juga kali!" Regan mendengus kesal. Memasang jam tangan di pergelangan tangan kirinya. "Lo kebelet amat mau nikah."

"Ngaca lo!" Regan mendelik tajam pada Zian yang langsung berlari.

Regan menghela nafas kasar. Menatap dirinya pada pantulan cermin. Mengenakan baju turtle neck berwarna hitam serta celana berwarna hitam juga. Dari atas sampai bawah warna hitam membuat orang tua serta dua adiknya menatapnya dengan kening mengkerut.

"Mas Koko mau pergi nge-date atau ngelayat?" cibir Mauri seraya memutar bola mata malas.

"Yang penting ganteng," ujar Regan datar. Zian tertawa.

"Ck,ck. Ganti bajumu!" Mommy kini berdiri.

"Nanti telat." Regan hendak kabur, tapi Mommy menahan dan menyeretnya kembali masuk ke kamarnya. Melihat isi lemari putranya membuat Mommy menatap tidak percaya Regan.

"Re, pakaianmu kenapa gak ada warna cerah sama sekali?"

"Aku bukan Zian." Tapi, tetap saja Mommy memilihkan pakaian untuknya. Sebuah kemeja berwarna hitam. Kemudian memilihkan outer berwarna hitam juga.

"Mom, ini berlebihan." Protes Regan. "Kami cuma mau makan. Lagian ini warnanya sama aja."

"Emang kamu mau ajak Sharma makan di mana? Tempat pecel lele?"

Regan langsung menggeleng. "Nah. Pasti retoran fine dining, kan?" Lalu Regan mengangguk. "Udah sana cepet kamu ganti!"

Regan pun mengganti bajunya dan memakai outer yang Mommy pilihkan. Lalu keluar di hadapan Mommy yang tersenyum lebar. "Gantengnya anak Mommy." Mommy berdecak pelan. Lalu melepas dua kancing teratas Regan. Saat Regan hendak protes ia menepuk pelan pundak anaknya itu. "Dasar anaknya Malvin." Melihat tak ada ekspresi di wajah putranya itu. "Udah sana kamu pergi! Jangan pasang kancingnya kembali biar gak terlalu formal."

"Ih gak ada bedanya!" Protes Mauri saat Regan selesai mengganti baju. "Pake warna pink dong."

Regan hanya mendengus lalu pamit pada Daddy dan Mommy. "Mommy doain yang terbaik buat kamu. Kalau Sharma gak mau, langsung aja lamar ke Uncle An," ujar Mommy.

"Kami cuma mau makan!" desis Regan menahan kesal.

"Satset-satset dong!" sahut Daddy.

"Iya ih! Biar Mas Koko gak ngenes lagi." Mauri ikut berceletuk.

"Nah dengerin tuh Daddy, satset-satset!" sahut Zian yang paling semangat.

Kenapa keluarganya yang ribet?

Regan hanya menghela nafas pelan. Kemudian pergi. Mengendarai mobilnya menuju ke rumah Sharma.

Saat tiba di rumah Sharma, perasaan berdebar ia rasakan lagi. Apalagi saat mengirim chat pada Sharma jika ia sudah ada di depan rumah wanita itu.

Tak berapa lama sosok Sharma keluar. Menutup pintu pagar.

Ia bisa lihat wanita itu tampil ekstra. Riasan wajah yang membuatnya terlihat semakin cantik. Rambut yang diikat rapi. Pakaian yang ....

CERPENWhere stories live. Discover now