CERPEN : FREYA

3.7K 456 31
                                    

Part 4
_____

Entah bagaimana akhirnya Freya sekarang ini tengah duduk manis di dalam mobil BMW 4 Series Coupe. Freya tak mau mengingat kembali tindakan bodohnya. Semoga saja tadi sebelum ia masuk ke dalam mobil Nevan, tak ada yang melihatnya dan berakhir dilabrak Grace. Kemudian dituduh pelakor.

Itu sangat memalukan kalau sampai itu terjadi!

Karena adanya ia di sini sekarang gara-gara pria di sebelahnya yang tenang mengemudi. Tak ada suara dari mereka berdua.

Hingga mereka tiba di tujuan. Freya agak heran karena tadi belum sempat memberitahu Nevan alamat tempat tinggalnya, rumah Kalea. K-kok sekarang mereka sudah ada di sini?

"Kok Mas tau rumahnya Kalea?" tanya Freya usai melepas sabuk pengamannya.

"Saya tau semua rumah temen kamu."

Freya mendadak lemot. Lalu menyengir kaku dan turun tanpa mengucapkan terima kasih karena ingin menghindari Nevam.

Langkah Freya tertahan, ia menatap sosok Kalandra yang berjalan ke arahnya. Ah lebih tepatnya ke rumahnya tentunya. Pria itu mengenakan baju koko berwarna hitam dan sarung berwarna hitam. Rambut sebahu pria itu setengah basah di bagian atasnya. Kalandra baru saja pulang dari shalat Jum'at. Kenapa pria itu terlihat sangat tampan?! Lebih tampan dari pada saat Kalandra mengenakan dobok.

Kalandra melirik mobil mewah tersebut lalu kembali menatap intens Freya yang berdiri di sebalah mobil, ia berjalan begitu saja menuju ke teras rumah.

"Frey." Langkah Kalandra berhenti, ia menoleh menatap Freya dan juga Nevan yang menyodorkan tas milik Freya. Wanita itu memeluk tasnya dan mengucapkan terima kasih pada Nevan.

Tatatapnnya bertemu dengan Nevan. Sama-sama melemparkan tatapan datar.

Sementara itu Freya meneguk ludahnya kasar menatap Nevan dan Kalandra secara bergantian. Lima hari lamanya ia tak pulang karena harus tinggal di rumah sakit lalu diantar Nevan dan tak sengaja dilihat Kalandra.

K-kok Freya seakan seorang istri yang diciduk selingkuh, ya?

"Ya udah. Saya pulang dulu." Freya mengangguk kikuk saat Nevan pamit. Pria itu masuk kembali ke mobil lalu melajukan mobilnya. Kemudian ia kembali menatap ke arah Kalandra. Pria itu kini semakin jauh melangkah hingga menghilang ke dalam rumah.

"Awas Kak!!"

Freya tersentak, ia pun segera menggeser tubuhnya hingga tak terjadi penabrakan sepeda yang ditunggangi Kalee dan Zian. Yang kini jatuh tergeletak bersama sepeda.

Daripada menyelamatkan dirinya dari hantaman paving, Zian memilih menyalamatkan nasi kotak yang membuatnya berebutan dengan bocah SD tadi.

Kalee mengerang sakit dan segera duduk lalu menjitak kepala Zian yang mengendarai sepeda dengan ugal-ugalan.

"Kalian gak pa-pa?" tanya Freya khawatir pada dua pemuda itu.

"Gak pa-pa kok, Kak." Zian menyengir usai memberikan tatapan tajam pada Kalee. Freya membantu mereka berdiri.

"Siku lo luka," ujar Freya menunjuk siku Kalee. Mereka pun masuk ke dalam rumah dan Zian juga karena memang menganggap rumah temannya itu sebagai rumahnya juga. Tidak lupa membawa nasi kotak.

"Kak Freya mau nasi kotak juga? Ada tiga nih," tawar Zian.

"Mau. Makasih." Freya tersenyum, tapi sebelum menikmati nasi kotak itu, ia lebih dulu mengobati siku Kalee yang berdarah.

Ekspresi Kalee sangat-sangat masam. Memberikan lirikan tajam pada Zian yang tertawa seraya membuka nasi kotaknya. Saat ini mereka berada di meja makan.

CERPENΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα