CERPEN : ODIT

7.4K 737 20
                                    

Part 9
_____

Akram merasa heran dengan sikap Odit yang mendadak diam, bahkan tidak menggubris setiap kali ia mengajak Odit bicara. Saat masuk ke dalam mobil, Odit duduk di kursi belakang, menyuruh Zidny duduk di depan. Akram pun diam, tidak lagi berusaha mengajak Odit bicara ataupun bertanya kenapa sikap Odit tiba-tiba menjadi dingin.

Tiba di rumah Odit, Zidny turun lebih dulu masuk ke dalam rumah. Sebelum Odit turun, Akram menghadang wanita itu. Tau jika Odit ingin turun dari pintu sebelah, ia menahhan pergelangan tangan Odit, kemudian ikut naik dan menutup pintu. "Kamu kenapa?" tanyanya lembut.

"Gak pa-pa. Tolong lepasin tanganku," balas Odit seraya berusaha melepaskan tangannya dari pergelangan tangan Akram, tapi Akram tidak membiarkannya.

"Kalau gak pa-pa kenapa kamu bersikap seperti ini?" Kini Akram menatap Odit penuh tuntut. Merasa heran dengan sikap Odit yang tiba-tiba berubah. Padahal sebelum mereka makan tadi, Odit sempat melemparkan senyuman padanya, pun tadi saat mereka berjalan menuju parkiran sebelum pergi makan, Odit memeluk lengannya.

"Beneran aku gak pa-pa." Odit meronta pelan, ia menepis tangan Akram. Pria itu melepaskan pegangannya. "Kamu bisa pulang pake mobilku. Nanti aku suruh orang. .."

"Berhenti bersikap seperti ini, Cantika!" seru Akram kesal karena sikap Odit yang seakan menutupi sesuatu. "Apa yang bikin kamu tiba-tib seperti ini? Jawab aku! Aku gak akan biarin kamu turun dari mobil kalau kamu tetap menghindar."

Odit memejamkan matanya sejenak lalu menghela nafas kasar. Kini menatap Akram yang terlihat kesal. "Kenapa kamu setuju waktu aku minta cerai?"

Kening Akram mengkerut mendengar pertanyaan Odit. Kenapa Odit tiba-tiba membahas perceraian mereka?

"Kamu lupa, awalnya aku gak mau, Cantika ...," ujar Akram lirih seraya menggeleng pelan. Saat Odit memutuskan untuk bercerai, awalnya ia enggan. Tapi, karena Odit mendesak apalagi ia perasaan bersalah pada Odit setelah 'malam itu'. "Kamu yang mau cerai dan karena aku ngerasa bersalah setelah 'malam itu'..."

"Apa cuma itu alasan kamu setuju dengan permintaan aku waktu itu?" sela Odit.

"Karena kamu gak cinta sama aku."

"Apa lagi?!" Odit mendesak Akram, ia melihat tatapan Akram yang bingung. Lalu pria itu menggeleng. "Jawab Ram! Apa lagi?!"

"Kamu mau jawaban apa, Cantika?! Yang jelas waktu itu kamu yang tetep mau cerai dan aku kira karena kamu benci sama aku setelah malam itu!" Akram semakin kesal karena Odit mendesaknya terus menerus membuatnya semakin tidak mengerti jawaban apa yang diinginkan Odit.

Apakah Odit tidak terima jawabannya? Padahal yang ingin bercerai adalah Odit.

Akram menghela nafas kasar. Inilah yang membuatnya enggan membahas tentang perceraian mereka karena keduanya akan bertengkar. Padahal beberapa hari terakhir ini hubungan mereka mulai membaik dan terasa hangat. Akram merasa berbunga karena merasa perasaannya bersambut.

"Alasan kamu setuju waktu itu karena menjalin hubungan dengan Jane? Apa itu salah satunya, Ram?"

Akram terlihat terkejut.

Odit tersenyum miris. Ternyata dugaannya selama ini benar. Pun pesan yang dikirim Janneta menguatkan dugaannya.

"Ternyata udah benar keputusanku cerai dari kamu, Ram," sambung Odit dengan suara bergetar. Momen selama seminggu liburan bersama Akram, nyatanya hanya kesenangan semata. Seharusnya ia tidak lupa fakta dan masa lalu yang begitu menyakitinya.

Alasannya memutuskan bercerai dari Akram tentunya bukan hanya karena kejadian 'malam itu'. Akram yang menyetubuhinya bagai seorang wanita murahan. Meski ia merasa sakit hati, ia masih bisa menahan diri. Namun, saat dugaannya jika Akram kembali menjalin hubungan dengan Janneta, ia tidak bisa menahan diri lagi. Perasannya hancur lebur.

CERPENWhere stories live. Discover now