CERPEN : UNA

2.7K 369 14
                                    

Part 6
______

Una baru saja duduk di sofa saat bel apartemennya berdenting pertanda ada seseorang di luar. Ia pun beranjak membuka pintu. Menemukan sosok Banyu yang berdiri di sana. Pria itu tersenyum, ia balas tersenyum.

Mereka masuk bersama. Banyu yang merangkul pundaknya, sementara ia merangkul pinggang pria itu. Sesekali Banyu mengecup pipinya. Hingga mereka tiba di sofa depan TV.

"Baru sampai?" tanya Banyu karena melihat pakaian Una. Tau jika tunangannya itu sedang menggantikan posisi Della untuk sementara waktu di butik wanita itu.

"Iya baru aja. Kamu kok gak ngomong kalau mau ke sini?" Una bersandar di punggung sofa, menatap Banyu yang mengusap pahanya yang hanya menggunakan rok span.

"Biar jadi kejutan." Pria itu memajukan wajahnya dan mengecup bibirnya. Bahkan melumatnya. Saat tangan Banyu mulai bergerak, menyentuh tubuhnya, Una menggeliat seraya menarik dirinya menjauh.

"Aku capek," ujar Una. Banyu maju dan menyandarkan dagunya di pundak Una. Berusaha menggoda wanita itu. Memberikan kecupan-kecupan ringan di kulit lehernya. Una sekali lagi menarik dirinya membuat Banyu menegakkan punggungnya. "Aku lagi dapet."

"Oh ya?" Banyu menatap tidak percaya Una. Tangannya pun masuk ke dalam rok Una, untuk memeriksanya.

Una sendiri hanya memutar bola matanya jengah menatap pria itu yang langsung menghela nafas kecewa lalu menyandarkan punggungnya di sofa.

"Kan?" ejek Una. Banyu hanya menepuk pelan pahanya yang berada di atas paha pria itu. Kemudian Una beranjak. "Aku mau mandi dulu."

Banyu ikut beranjak. "Ya udah. Aku balik dulu." Pria itu pun pergi meninggalkan Una yang menatap lurus Banyu hingga menghilang dari pandangannya.

Una memutuskan untuk mandi dengan air hangat. Melemaskan otot-ototnya yang terasa tegang.

Pekerjaan Una tidaklah keras. Hanya duduk di balik meja bos, memantau pekerjaan para karyawan. Hanya itu. Tapi, Una merasa lelah. Mungkin karena rasa bosan, ditambah sekarang ia sedang menstruasi.

Usai mandi, ia langsung mengenakan pakaian tidur. Duduk di atas ranjang, seraya bersandar. Meraih ponselnya. Mengira Banyu yang mengirim pesan atau menelponnya, tapi sama sekali bukan pria itu. Melainkan Arsen.

Arsen
Gue suntuk nih
Butuh temen ngobrol

Orang yang tak ia harapkan.

Ngobrol aja sama tembok🙄

Una jahat🙃

Una mendengus. Memilih tak menanggapi Arsen, tapi Arsen terus menerus mengirim pesan bahkan menghubunginya. Karena tidak diacuhkan, pria gila itu malah datang ke apartemennya.

"Kalau Mas Banyu tau lo ada di sini, nanti dia marah," ujar Una. Arsen hanya tertawa dan masuk ke unitnya tanpa dipersilahkan masuk.

"Lo punya minuman, gak? Gue haus nih."

"Lo itu emang tamu yang kurang ajar," ujar Una sinis membuat Arsen kembali tertawa. Dengan sendirinya, ia membuka lemari kaca yang memajang beberapa botol minuman.

"Jangan sampai lo mabok. Gue bakal nelpon satpam kalau lo mabok dan bikin rusuh!" peringat Una. Arsen tidak mengacuhkan. Membuka tutup Champagne lalu menuangnya ke gelas minuman. Menawarkan pada Una, tapi Una menolaknya. Wanita itu duduk di sofa, ia pun bergabung seraya membawa gelasnya. Sebelum duduk, ia melepas jaket kulitnya hingga menyisakan baju kaos berwarna abu-abu.

Menyeruput minuman tersebut.

Saat tatapannya bertemu dengan Una, ia menawarkan lagi, tapi Una menggeleng. Wanita itu bersidekap, menatapnya malas.

CERPENWhere stories live. Discover now