CERPEN : SHARMA

2.2K 342 25
                                    

Part 9
_____

Remy terjatuh saat bermain dengan teman-temannya. Mendapat luka robek di atas mata kirinya hingga alisnya terpotong dan mendapat sepuluh jahitan. Tiga hari lamanya Remy merengek tiada hentinya karena merasakan denyutan nyeri pada lukanya tersebut membuat Sharma dengan sabar menenangkan Remy.

Hari keempat Remy tak lagi merengek karena lukanya berdenyut, melainkan merengek karena melihat alisnya botak. Padahal alisnya terpotong. Remy saja yang berlebihan bereaksi melihat alisnya.

"Nanti kalau lukanya Remy sembuh, bakalan keren lho, Nak," ujar Benja pada Remy. Sharma tersenyum geli. Wajah wanita itu menunjukkan raut lelah karena kurang tidur, tapi tetap menyunggingkan senyuman karena Remy baik-baik saja.

"Jelek Daddy. Alisku botak."

"Itu gak botak." Benja tertawa pelan seraya mengusap kepala Remy. "Nanti deh Daddy potong alis Daddy biar sama kayak Remy. Oke?" Benja mengangkat tangan minta tos dengan Remy yang langsung membalasnya.

"Bukannya kamu ada kerjaan?" tanya Sharma membuat Benja menatapnya. Pria itu mengangguk. Lalu beranjak dari brankar tempat Remy duduk.

"Kamu gak pa-pa sendiri? Kamu butuh tidur yang cukup."

"Nanti Bunda dateng kok. Aku bisa tidur." Benja pun mengangguk, pamit pada Sharma dan juga Remy.

Sepeninggalan Benja, Sharma pun menemani Remy hingga makan siang Remy datang. Sharma pun menyuap Remy. Sementara ia menunggu makan siang yang Bunda bawa.

Setelah itu memberi Remy obat. "Ini kapan sembuh, Mom?" Remy menunjuk lukanya.

"Kalau Remy rajin minum obat. Remy bakal cepat sembuh."

"Jadi, Remy gak sekolah dong?" Remy sumringah. Dengan gemas Sharma menarik puncak hidung Remy, tentu dengan lembut membuat Remy tertawa pelan. Merasa hatinya menghangat melihat tawa putranya lagi dan sikap bawelnya setelah tiga hari hanya merengek dan menangis.

Pintu ruangannya diketuk membuatnya berdiri, membuka pintu ruangan tersebut dan menemukan Regan berdiri. Ia tersenyum tipis pada pria itu.

"Aku bawain kamu makan siang." Pria itu menyodorkan sebuah bag yang berasal dari salah satu restoran Jepang.

"Kok banyak banget?" tanya Sharma mengintip isi bag tersebut.

"Buat Benja juga." Sharma mengangkat pandangannya.

"Benja udah pergi." Pria itu hanya diam menatapnya lurus. "Kok Mas Re baru ke sini?"

"Aku sibuk. Keadaanya Remy bagaimana?"

"Tuh anaknya." Sharma menggeser badannya agar Regan melihat Remy yang bermain game di iPad. "Gak mau masuk?" tanya Sharma pada Regan.

"Boleh?"

"Mas Re udah makan, belum?"

"Belum."

"Ya udah kita makan bareng."

Regan pun masuk ke ruangan tersebut.

"Remy, sapa Uncle Regan." Remy mengangkat pandangan menatap Regan.

"Halo pacarnya Mommy."

Sharma melotot pada Remy yang melengos lanjut bermain game. Sementara Regan menatap Sharma yang langsung memasang ekspresi galak. "I-itu pasti Benja yang ngomong enggak-enggak ke Remy." Melengos, mengeluarkan makanan dari dalam bag tersebut. Regan sendiri duduk diam.

Kedatangan Bunda membuat Sharma kikuk karena melihat senyuman menggoda dari Bunda. "Kalau aja Bunda tau kamu dibeliin makan siang dari Re, Bunda gak bakal bawa."

CERPENWhere stories live. Discover now