Part-02 Mengagumi

57.1K 4.2K 385
                                    

"Tatapannya begitu dalam, suaranya begitu berat. Apa aku mengaguminya?"

- Alana.A.W.

-★☠★ -

Hari kedua MOS. Alana dibebaskan mau mengikuti kegiatan MOS atau tidak, karena ia sudah diizinkan oleh pihak sekolah. Enak sekali menjadi Alana bukan?

Namun, untuk kegiatan hari ini. Alana terpaksa mengikutinya, ada serangkaian tes yang harus dikerjakan untuk menentukan kelas.

Alana mengerjakan dengan bersungguh-sungguh, agar dirinya satu kelas dengan Alan. Mana mungkin Alana mau jauh dari kembarannya itu.

"Waktunya habis,"

Gevano mulai mengambil kertas LJK dari bangku yang paling depan. Gevanolah yang bertanggung atas kelompok Alana, ditambah oleh Mars dan 3 anggota OSIS lainnya.

Gevano juga yang menjadi ketua mentor di sana. Tapi pria itu tak melakukan hal banyak, terkadang ia hanya duduk dan mengobrol bersama Mars, membiarkan anggota OSIS yang menjalankan tugas.

"Bentar Kak," mohon Alana saat Gevano hendak mengambil kertas jawabannya.

"Cepet," gertak Gevano.

Alana sudah selesai, lalu menyondorkan kertas jawabannya. Mengumpati Gevano dalam hati, karena Gevano sangat tidak sabaran. Tatapan mereka tanpa sengaja bertemu. Gevano menatap Alana dengan tajam membuat nyali Alana menciut seketika.

"Gak usah liatin gue," ucap Gevano dengan deep voicenya. Ia pergi meninggalkan meja Alana, mengambil kertas jawaban murid lainnya.

Seketika wajah Alana merona, dengan dada yang berdebar kencang. Alana memegangi dada kiri, yang berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya.

"Astaga tatapannya bikin Alana deg-degan," batin Alana.

"Sekarang kalian boleh istirahat," ucap Mars. Disusul dengan bell istirahat yang berbunyi nyaring di setiap koridor.

Alana bernapas lega mendengar suara yang ia tunggu akhirnya datang. Setelah ini, Alana tidak akan mengikuti kegiatan MOS, karena jadwalnya saja sudah membosankan. Semua murid baru, harus berkumpul di gedung olahraga indoor, untuk mendengar pengarahan dari guru-guru.

Dari pada mati kebosanan, Alana lebih baik tidak mengikutinya. Mencari kegiatan lain, yang lebih menyenangkan.

Alana berjalan santai bersama dengan Alan di sampingnya. Keduanya duduk di meja paling pojok, karena hanya meja itu yang tersisa.

"Mau makan apa?" tanya Alan.

"Em, samain aja sama kak Alan,"

Setelah mendengar jawaban dari Alana. Alan pun pergi ke stand nasi goreng dan jus. Alana memainkan ponselnya, sekedar cuci mata melihat postingan-postingan orang yang memanjakannya.

10 menit kemudian Alan datang dengan makanan di kedua tangan. Sedangkan Alana  sangat serius menonton live Ms.Renata, guru les biola Alana. Ms.Renata sedang menjadi juri di dalam sebuah acara.

"Na. Makan dulu, simpen hpnya." tegur Alan.

"Suapin," pinta Alana dengan puppy eyes yang begitu menggemaskan.

Alan mendengus tak bisa menolak. Ia pun menyuapi adiknya dengan terpaksa. Alana menerima suapan itu dengan senang hati. Gadis itu sangat fokus menatap pria di ponselnya, yang akan segera tampil.

"Wah gantengnya," puji Alana dalam hati, karena mulutnya masih dipenuhi nasi.

Alana membuka mulut kembali saat Alan menyuapinya lagi. Banyak kaum hawa yang berdecak iri melihat hal itu. Secara suka rela Alan memanjakan Alana.

Alana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang