Part-27 Perpustakaan

36.4K 2.3K 390
                                    

"Kak Gevan dengerin Alana yah. Sekali kak Gevan punya Alana, selamanya kak Gevan punya Alana titik."

- Alana A.W

-★☠★-

Alana turun dari motor Alan ketika mereka sudah sampai di sekolah. Saat Alana akan pergi, Alan menarik lengannya membuat Alana mau tak mau berhenti.

"Rambut kamu ngalangin,"

Alana mengerutkan kening tak mengerti. "Hah?"

Alan mendengus pelan saat Alana sangat lemot. Ia pun merapihkan rambut Alana, lalu mengambil jepit berbentuk kelinci dari saku yang sengaja dibawa untuk Alana.

Alana hanya diam saat Alan memakaikan jepit di rambut sebelah kanan. Alan berdehem menyadarkan Alana dari lamunannya.

"Kak Alan ke kelas dulu. Kamu tunggu di kelas aja,"

"Oke."

Alana pun berjalan menuju kelas di lantai dua. Saat memasuki kelas sudah banyak murid yang duduk di bangku masing-masing sambil menghafal, karena hari ini hari pertama simulasi.

"Pagi Na. Lo lucu kalo pake jepit," ujar Bryan. "Pengen gue karungin rasanya," lanjut Bryan dalam hati.

"Pagi juga Bi. Alana pake jepit biar rambut Alana gak jatuh pas ngerjain soal. Ini jepitnya dari kak Alan hehe."

Alana duduk kemudian membaca kembali materi yang belum sempat ia baca semalam.

Tak berselang lama dari situ. Alan memasuki kelas Alana tanpa permisi terlebih dahulu. Alan merasa itu tak perlu, karena murid lain di kelas Alana sedang sibuk dengan urusan masing-masing.

"Hai Bro!" sapa Bryan yang terlihat begitu akrab dengan Alan.

"Yo," balas Alan.

Kalo cowo ketemuan gimana sih? Cepika-cepiki gak? :v

Mereka akrab karena satu eskul. Dan juga karena Bryan adalah teman Alana, ia jadi cepat akrab dengan Alan.

Alan duduk di bangku kosong di sebelah Alana yang merupakan tempat Lisa. Alana merasa sangat kehilangan saat Lisa tidak ada, biasanya ia sudah duduk anteng di sana. Dan sekarang Lisa entah berada di mana. Sejak hari itu, Lisa tak pernah menampakkan diri lagi.

"Kerjain soal-soal yang ini." Suruh Alan. Alana pun mengeluarkan alat tulis, mulai mengerjakan soal kimia yang diberikan kakaknya.

Sedangkan Alan, sedang mengulas kembali materi yang ia pelajari. Padahal tanpa membaca pun Alan sudah ingat di luar kepala. Tapi entah mengapa hati Alan begitu resah. Maka dari itu Alan terus mengasah kepintarannya.

"Selesai!" pekik Alana membuat semua orang terkejut termasuk Alan.

"Jangan teriak."

Alana terkekeh pelan kemudian memberikan soal tersebut kepada Alan. Alan segera mengkoreksinya, ternyata jawaban Alana hanya salah dua dari 20 soal. Alan cukup terkesan dengan hasil Alana. Ia bisa mengerjakan soal dalam satu kali menghafal, adiknya ini sangat hebat.

"Salah dua. Tapi kakak yakin kalo kamu lebih rajin lagi. Kamu pasti dapet nilai sempurna,"

"Hum, Alana pasti rajin belajar!" ucap Alana yang sangat bersemangat. Ini pertama kali dalam hidupnya, Alana berhasil mengerjakan soal dengan jumlah salah hanya dua.

Alana [END]Where stories live. Discover now