Part-74 Rumah Sakit

15.2K 1.5K 270
                                    

"Tuhan menciptakan skenario kehidupan seseorang berbeda-beda. Jadi jangan pernah membandingkan nasibmu dengan nasib seseorang."

-Alana Annatasya Wibawa

-★☠★-

Ujian tengah semester sudah dilaksanakan, semua murid SMA Cahya Bangsa mendapatkan nilai yang sangat memuaskan. Bahkan nilai seluruh murid tidak ada yang dibawah KKM. Sama seperti Alana saat ini, ia menatap papan pengumuman dengan mulut menganga. Namanya ada di urutan pertama, angkatan kelas 12. Bahkan nilai Alana mengalahkan nilai kembarannya sendiri.

Valeryn yang ada di sebelah Alana sudah memekik heboh ketika sahabatnya mendapatkan nilai paling tinggi, tapi tidak dengan Alana yang masih sangat syok. Bahkan Alana merasa jika ini hanya mimpi. Meskipun ini bukan nilai kelulusan, entah mengapa Alana merasa sangat senang. Bahkan Alana yang bukan dari kelas unggulan, mengalahkan mereka semua. Alana masih tidak percaya.

"Heh! Lo kenapa bengong anjir? Seneng dikit kek, teriak gitu? Lo mah aneh, dapet nilai gede malah diem." Alana menatap Valeryn, kemudian menerjang tubuh gadis itu.

"AAAAA!!! SENENG BANGET VALE!!!" teriaknya kencang, memekakan telinga Valeryn.

"Eh buset lo teriak di telinga gue Na. Lama-lama gue gudeg,"

Alana melepaskan pelukannya, kemudian terkekeh pelan. "Abisnya seneng banget. Alana mimpi apa coba bisa kalahin kak Alan?"

Valeryn menepuk kedua bahu Alana, menatap gadis itu dalam-dalam. Valeryn menjadi saksi bisu Alana belajar, bahkan disaat semua istirahat, Alana pergi ke perpustakaan saat ada waktu luang. Bahkan gadis itu hampir lupa makan jika tak diingatkan, karena terlalu fokus belajar. "Usaha nggak bakal mengkhianati hasil," ucap Valeryn.

Alana mengangguk setuju, kemudian mencari nama Valeryn. Gadis itu berada di peringkat 11, bahkan di atas Anya dkk. Alana bersorak heboh melihat hal itu. "Gila!! Vale juga keren bisa masuk 20 besar di angkatan."

"Harus dong itu mah. Kita kan mau kuliah bareng, gue nggak bakal ketinggalan jauh dari lo. Mungkin kalo dari nilai belum cukup, gue bakal pake jalur prestasi."

"Keren!"

Keduanya pun meninggalkan papan pengumuman menuju ke gedung aula. Karena sebentar lagi ada pengumuman dari kepala sekolah. Biasanya, setelah melakukan ujian, SMA Cahya Bangsa mengadakan pesta, guna mengistirahatkan otak. Dengan hiburan kecil-kecilan, setidaknya kita tidak akan stress karena terlalu banyak belajar.

"Saya ucapkan selamat kepada seluruh murid SMA Cahya Bangsa. Kalian benar-benar membuat saya bangga. Dari kelas unggulan sampai ke kelas D. Kalian sangat hebat. Bahkan nilai kalian di luar ekspektasi saya. Kalian sudah sangat berkembang. Dan untuk merayakannya, besok malam kita akan mengadakan pesta di hotel Violetta. Biaya sudah ditanggung dari sekolah. Untuk acara, dan lain-lain, kita atur sendiri. Tema kali ini adalah kebebasan. Bebas bukan berarti kalian bisa seenaknya. Tetap patuhi aturan sekolah."

Seluruh murid bersorak heboh mendengar hal itu. Akhirnya mereka merasa kembali hidup. Tidak ada lagi beban, tak ada lagi tekanan. Setidaknya, untuk hari ini mereka merasa dibebaskan. Sebelum semester depan datang.

Setelah pengumuman tersebut. Semua murid dipulangkan, karena sudah tak ada lagi jadwal di sekolah. Alana berlari kencang ketika melihat Gevano yang sudah tampan, menyandarkan diri di mobil yang terparkir di depan sekolah. Dengan gerakan yang tiba-tiba, Alana menerjang tubuh Gevano. Gevano yang sudah terbiasa pun menangkap gadis itu. Posisi Alana sekarang sudah seperti bayi koala.

Gevano tersenyum hangat ketika Alana menangis di lehernya. Gadis itu menangis bukan karena kesakitan, atau terluka, tapi tangis yang menandakan jika Alana begitu bahagia. Gevano menurunkan Alana, menatap gadis itu. "Kenapa hm?"

Alana [END]Where stories live. Discover now