Part-77 Revenge

14.5K 1.1K 36
                                    

"Kamu terlalu percaya diri hingga lupa diri. Sudah siap untuk mati?"

-Alana Annatasya Wibawa

-★☠★-

Alana berjalan sempoyongan menuju ke pintu yang diketuk. Dengan senyum lebar Alana menyambut seseorang yang ada di depannya. Pria yang memakai hoodie hitam dengan wangi parfum yang sudah sangat ia kenal. Tubuh Alana tak seimbang, dan pada akhirnya Alana jatuh pada pelukan lelaki itu dengan gelas yang berisi alkohol jatuh, hingga pecah. Dengan sigap, ia menahan tubuh Alana.

Gadis itu seperti orang yang sedang mabuk, lihatlah saat ini. Ia merancau tak jelas di dalam dekapan Alres. Ya! Orang yang memakai hoodie tersebut adalah Alres. Seringai muncul di wajahnya. Ia mendekatkan bibirnya pada telinga Alana.

"Lo bodoh Na. Lo serahin diri lo sendiri sama gue."

"Hah? Kak Gevan ngomong apa sih? Ah, Alana tahu. Kak Gevan mau itu lagi kan?" Pertanyaan Alana yang terdengar ambigu itu membuat wajah Alres seketika berubah drastis.

"Kak, ayo kita buat baby lagi, biar cepet tumbuh. Kak Gevan tahu? Alana suka pas cairan itu keluar di perut Alana. Rasanya anget, Alana mau lagi." rancau Alana.

Gigi Alres bergemelatuk mendengarnya. Tangannya terkepal kuat ketika Alana melakukan hal itu juga dengan Gevano. Wajahnya memerah karena marah, dengan gerakan cepat Alres mencium bibir Alana dengan bringas. Dapat cowok itu rasakan ada sisa alkohol di sana.

Alana yang hanyut dalam permainan bibir Alres pun mengalungkan kedua tangannya di leher lelaki itu. Alres mendorong Alana masuk, tanpa melepaskan ciuman mereka, Alres membawa Alana menuju ke kamar yang sudah di dekor seromantis mungkin.

Alres melepaskan ciuman mereka berdecak pelan melihat semua dekorasi ini. Kelopak mawar yang dikumpulkan menjadi satu di ranjang sehingga membentuk hati, membuat dirinya benar-benar muak. Ternyata Alana benar-benar akan melakukan hal itu dengan Gevano di sini. Namun, hal itu tak akan terjadi. Seringai muncul kembali di wajah Alres mengingat dirinya lah yang ada di sini bukan Gevano.

Alres menatap Alana yang tengah mengatur nafas. Dengan kasar, Alres mendorong tubuh Alana sehingga gadis itu terlentang di ranjang, gadis itu mengaduh sakit, namun tak dipedulikannya. Alres kembali menciumi leher Alana, membuat gadis itu mendesah.

"Aahh ... kak Gevan geli,"

"FUCK! Gue Alres bukan cowok sialan itu." umpat Alres membuat Alana mengernyitkan keningnya heran.

"Alres? Kak Gevan kenapa sebut nama dia? Bukannya kak Gevan udah bunuh Alres? Dia pasti nggak bakal selamat setelah kak Gevan injak dadanya bukan? Apa kita bisa lanjutin hal ini? Punya Alana udah basah Kak, please touch me."

"ANJING!" Alres sudah tak berselera untuk menjamah tubuh Alana. Awal niatnya, Alres ingin memperkosa Alana kembali, namun saat ini gadis itu mabuk dan menganggap dirinya adalah Gevano. Hal yang paling menyebalkan dalam hidupnya, ketika Alana tak tersiksa, ia malah keenakan, dan memintanya untuk menyentuh lebih dalam, namun bukan sebagai Alres, tapi sebagai Gevano. Alres benar-benar tidak suka dengan hal ini.

Plak!

Alres menampar dada Alana cukup keras sehingga gadis itu memekik kesakitan dan sudut matanya mengeluarkan air mata. Alres menindih Alana, mencengkram kuat lengan gadis itu ke atas kepala, sehingga Alana tidak bisa memberontak."Jalang!"

Alana menangis, hatinya hancur ketika orang yang ia cintai mengatakan bahwa dirinya seorang jalang. "Kak Gevan kok gitu? A-alana salah apa?"

"GUE BUKAN GEVANO BANGSAT!"

Alana [END]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt