Part-44 Siapa yang salah?

14.4K 1.7K 325
                                    

"Mau menyalahkan siapapun, tidak akan merubah apapun."

- Raki Dinata

-★☠★-

Alana merasa sesuatu yang erat memeluknya dari belakang. Dengan mata yang masih terpejam, Alana mencoba meraba bagian perutnya. Saat merasakan ada tangan seseorang, membuat Alana refleks membuka mata. Betapa terkejutnya Alana saat tangan kekar entah milik siapa melingkar di perutnya.

Dengan gerakan cepat Alana melepaskan tangan itu, lalu merubah posisi tidur menjadi duduk. Alana buru-buru membuka selimut mengecek pakaiannya. Ia bernafas lega ketika pakaiannya masih utuh. Tanpa sadar, semua kegiatan Alana diperhatikan seseorang yang masih terbaring di tempat tidur.

"Lo masih segel Na. Gak usah panik gitu." ucapnya.

Dengan refleks yang cepat, Alana menoleh mendapati Kenzo yang tengah tersenyum manis ke arahnya, Kenzo ikut duduk di sebelah Alana.

Waktu seakan melambat, tubuh Alana menegang saat Kenzo tiba-tiba mencium pipinya. Wajah Alana memerah, bukan karena ia malu, tapi karena ia marah.

"Pagi Na," sapa Kenzo dengan wajah sumringah. Menurut Kenzo, pagi ini adalah pagi terbaik sepanjang hidupnya.

Alana segera mendorong bahu Kenzo agar menjauh. "Kamu apa-apaan sih Ken? Alana gak suka dicium!"

Senyum Kenzo pudar begitu saja. Kenzo menatap Alana dengan tatapan sendu, sulit sekali rasanya meluluhkan hati Alana yang sekeras batu.

"Oke. Gue minta maaf. Gue terlalu seneng liat lo Na." ujar Kenzo.

Alana tak membalas ucapan Kenzo. Saat Alana hendak masuk ke dalam kamar mandi, Alana menghentikan langkahnya. Tanpa menoleh, Alana kembali berucap.

"Kamu mandi di kamar kak Alan aja."

Tanpa mendengar jawaban dari Kenzo, Alana segera memasuki kamar mandi. Hari ini, Alana akan pergi ke sekolah seperti biasa. Kemarin Alana tidak sekolah karena mami Kenzo yang memaksanya ikut berbelanja.

Kenzo mendesah pelan saat Alana mengabaikannya. Dengan langkah lebar, ia pergi menuju kamar Alan yang ada di hadapan kamar Alana.

"Lan."

"Lo butuh apa?" tanya Alan yang sudah membukakan pintu.

"Ikut mandi." balas Kenzo dengan singkat.

Alan mempersilahkan Kenzo masuk ke dalam kamarnya. Walaupun agak heran karena Kenzo terlihat kesal. Alan tebak, pasti karena kembarannya.

"Lo ada masalah?" tanya Alan.

"Gue cium pipi Alana tadi. Tapi Alana malah marah sama gue. Apa gue salah cium calon tunangan gue sendiri?"

"Alana butuh waktu buat nerima lo. Buat dia nyaman, dia bakal balik lagi kaya dulu," ucap Alan yang kemudian pergi, meninggalkan Kenzo sendiri.

"Gue bakal coba Lan."

Alana sudah siap lengkap dengan seragamnya. Saat Alana menatap dirinya di cermin, Alana merasa banyak perubahan dalam dirinya. Hatinya terasa hampa. Biasanya Alana tampil cantik untuk menarik perhatian Gevano, tapi kali ini berbeda. Alana tak bisa melakukan apapun jika tak ada alasannya.

Alana [END]Where stories live. Discover now