Part-70 Bolos

13.5K 1.5K 382
                                    

"Kenyamanan adalah alasan pertama seseorang tetap singgah."

-★☠★-

Hari telah berganti dan jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Sudah saatnya Alana untuk mandi, tapi gadis itu masih terjebak di dalam mimpi. Suhu ruangan mendingin membuat tubuh Alana menggigil. Dadanya kembang kempis menghirup oksigen yang seakan menipis.

Gevano baru saja keluar dari kamar, bertemu dengan Azka yang sudah siap dengan jas kerja, tampak terburu-buru saat melirik arloji yang ada di tangan kirinya.

"Gevan, bangunkan Alana. Saya ada meeting hari ini,"

"Baik Om."

Gevano menuju ke kamar Alana yang berada di lantai dua. Biasanya, Alana sudah bangun karena hari ini ia bersekolah. Tapi, saat Gevano membuka kamar Alana, gadis itu masih tertidur dengan selimut yang membungkusnya.

Perlahan, Gevano melangkahkan kaki mendekati Alana, ikut duduk di samping gadis itu. Wajah Alana yang polos saat tertidur membuat Gevano gemas, sehingga tak tahan untuk mencubitnya.

"Alana," panggil Gevano, namun tak ada sahutan dari gadis itu. Alana malah semakin menenggelamkan wajahnya di dalam selimut.

"Na, bangun,"

"Alana nggak mau sekolah," sahutnya.

Gevano mengernyitkan keningnya heran. Padahal sebelum-sebelumnya Alana paling semangat untuk pergi ke sekolah. Apa mungkin karena kejadian kemarin?

"Bangun atau gue cium."

Suara bass itu membuat Alana mengerjapkan mata beberapa kali, dengan gerakan perlahan Alana mengintip dari balik selimut. Namun saat itu juga Gevano tengah menatapnya dengan tajam, membuat Alana menelan ludah dengan kasar.

"Kak Gevan," cicit Alana.

"Bangun sayang."

Jantung Alana berdebar-debar mendengar panggilan itu. Alana kembali menenggelamkan wajahnya di bantal, kemudian berteriak sangking senangnya. Masih pagi, tapi Alana sudah dibawa terbang tinggi.

Gevano menyingkirkan selimut dari tubuh Alana, kemudian membawa gadis itu ke dalam dekapannya. Tatapan Alana yang polos membuat Gevano ingin sekali menerkam gadis itu.

"Kak Gevan,"

"Hm?"

Alana menahan dada Gevano saat cowok itu mendekatkan wajahnya. Bukan tanpa maksud Alana melakukan itu. Alana hanya takut jika Gevano melihat betapa jeleknya Alana saat bangun tidur, bahkan Alana belum cuci muka sekalipun.

Tubuh Alana seketika menegang saat hidung mereka bersentuhan. Alana menatap Gevano, mengerjapkan matanya lucu. Debaran jantung Alana semakin kencang saat Gevano menatapnya dengan intens. Alana dibuat tak berdaya saat Gevano merapatkan tubuhnya. Untuk mengurangi kegugupan Alana meremas salah satu boneka kelinci yang ia pegang.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Alana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang