Part-10 Kissmark

82.2K 3.8K 379
                                    

"Leher Alana kok tambah merah Kak?"

-Alana.A.

-★☠★-


Kini pelajaran pun dimulai. Hari Jumat jadwalnya seni budaya. Dan Pak Bandi memasuki kelas, membawa sebuah kanvas.

Alana mengernyitkan keningnya heran. Semua murid di kelasnya juga membawa cat dan juga kanvas. Hanya dirinya yang tidak.

"Anak-anak seperti yang bapak sampaikan kemarin, sekarang materi seni rupa. Kalian melukis dengan tema bebas di kanvas. Kalian membawa apa yang bapak suruhkan?"

"Bawa!"

"Enggak!"

"Loh Alana? Kenapa gak bawa. Kemarin bapak sudah sampaikan kepada Dito," ucap Pak Bandi.

"Alana gak tahu, gak ada yang kasih tahu Alana."

"Heh! Dito itu udah ngasih tahu di grub chat yah," ucap Vanya dengan nada sinisnya.

"Alana gak masuk grub," balas Alana.

"Yasudah Alana. Kamu beli kanvas juga catnya di koperasi yah?" Pak Bandi tak tega dengan wajah murung Alana.

Alana mengangguk mengiyakan lalu mengajak Lisa untuk mengantarnya. Gadis itu masih takut untuk berkeliaran sendiri.

"Mereka jahat banget yah gak ngasih tahu Alana," lirih Alana kepada Lisa.

"Udah jangan sedih. Ayo kita beli kanvasnya. Kamu suka menggambarkan?"

Alana mengangguk dengan penuh semangat. "Ayo!!"

Alana pun membeli kanvas berukuran sedang, dan membeli cat air. Padahal jika Alana tahu harus membawa cat, ia akan membawanya dari rumah.

Setelah itu Alana pun masuk kedalam kelasnya. Semuanya sedang melukis secara berkelompok. Alana menatap iri Vanya dan teman-temannya, mereka bisa melukis sambil bercanda.

Alana pun mulai memikirkan gambar apa yang akan dibuatnya. Tema yang diberikan bebas, Alana jadi bingung.

Saat Alana menoleh ke samping, Lisa sedang bergaya. Sepertinya Lisa memang mengkode Alana untuk melukisnya.

"Kalo mau lukis Lisa gak papa kok. Lisa seneng kalo jadi model Alana," ucap Lisa dengan antusias. Alana pun mengangguk karena ia sudah mendapatkan ide.

"Bentar yah Lisa ganti baju dulu," Lisa pun menghilang dalam sekejap, lalu muncul kembali dengan gaun putih beserta mahkota bunga di kepalanya.

"Mantap!"

Lisa pun mulai berpose seperti yang Alana minta. Alana pun mulai menggambar sketsa. Setelah selesai membuat sketsa, dirinya bernapas lega. Lalu mulai melukis menggunakan cat.

Alana melukis sedetail mungkin. Sehingga terlihat seperti asli. Ia juga mencampur warna seperti yang ia inginkan.

Semuanya fokus kepada pekerjaannya masing-masing. Sampai waktunya pun habis, dan Alana selesai.

"Waktunya sudah habis! Bagaimana? Sudah selesai?" tanya Pak Bandi.

"Belum Pak," sahut semua murid. Kecuali Alana yang bilang sudah.

"Alana kamu sudah?" tanya Pak Bandi. Dan Alana mengangguk mantap.

"Kamu bisa maju ke depan lalu memperlihatkan lukisanmu kepada teman-teman,"

Alana pun maju dengan lukisannya. Ia tersenyum senang dengan hasil yang memuaskan. Alana menunjukkan gambar yang dibuat, membuat beberapa murid terperangah.

Alana [END]Where stories live. Discover now